Antibodi : Pengertian, Fungsi, Struktur, Jenis


Pada halaman ini akan dibahas mengenai Antibodi : Pengertian, Fungsi, Struktur, Jenis. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
A. PENGERTIAN ANTIBODI
Antibodi adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh sel B limfosit (salah stau jenis sel darah putih/leukosit). Antibodi memiliki struktur tertentu dan telah teraktivasi sehingga menjadi sel plasma. Antibodi ini merupakan sistem pertahanan tubuh melalui sistem kekebalan tubuh (imunitas) untuk membunuh dan menetralisir zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh yang dapat membahayakan tubuh, seperti bakteri, virus atau zat kimia lainnya.

Antibodi juga dikenal dengan sebutan immunoglobulin dalam bahasa medisnya. Pada awalnya, ketika ada zat asing yang masuk, maka leukosit jenis monosit akan langsung menyerang zat tersebut dengan bantuan dari neutrophil. Setelah itu, monosit yang telah membunuh zat itu langsung mengantarkannya ke limfosit B untuk didata dan dibuatkan Antibodi untuk jenis zat asing yang telah mati tersebut. Setelah Antibodi terbentuk, maka giliran limfosit T yang akan berperan untuk memastikan bahwa Antibodi tadi sudah tertanam di permukaan sel-sel tubuh.
Artikel Penunjang : Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Setiap kali ada zat asing baru yang masuk, dibutuhkan sekitar 10-14 hari agar Antibodi zat tersebut benar-benar terbentuk. Antibodi ini dapat ditemukan di dalam darah dan cairan nonseluar. Setiap antigen yang terbentuk pasti memiliki kesesuaian dengan zat asing (antigen) secara sempurna, ibarat antara kunci yang diperankan oleh antigen dan gembok  yang diperankan oleh Antibodi.
Pengertian Antibodi, Fungsi Antibodi, Jenis Antibodi, Reaksi Antibodi
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN JENIS - JENIS ANTIBODI
B. SIFAT - SIFAT ANTIBODI
Ada beberapa sifat Antibodi yang perlu untuk kita ketahui, yaitu :
  1. Dibuat di dalam Reticuloendothelial System (RES) seperti sumsum tulang, kelenjar limfe, hati, dan lain-lain sesuai dengan tempat pembentukan sel darah putih.
  2. Bersifat tidak tahan terhadap sinar matahari (thermolabil). Oleh karena itu, zat Antibodi yang telah dibekukan harus disimpan di dalam lemari pendingin serta tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
  3. Dapat direaksikan dengan antigen secara spesifik, ibarat kunci dengan gembok.
  4. Dapat larut dalam darah (sel plasma)
  5. Terdiri dari suatu zat yang menempel pada gammaglobulin
Selain itu, terdapat beberapa sifat dari Antibodi jika dinilai dari cara kerja masing-masing jenis Antibodi tersebut. Sifat tersebut adalah :
1. Presipirin
Antibodi yang bersifat bresipirin akan bekerja dengan mengendapkan zat-zat asing seperti bakteri, virus, dan lain-lain

2. Lisin
Sedangkan Antibodi yang bersifat lisin akan bekerja dengan menghancurkan zat-zat asing yang masuk.

3. Opsonin
Sifat opsonin yang dimiliki oleh Antibodi memiliki arti bahwasanya Antibodi tersebut dapat merangsang serangan leukosit terhadap antigen yang masuk

4. Aglutinin
Merupakan sifat Antibodi yang bekerja dengan menggumpalkan antigen, aglutinogen, dan zat-zat asing lainnya.

C. STRUKTUR DASAR ANTIBODI
Sebenarnya, struktur dasar dari Antibodi adalah molekul protein berbentuk huruf Y  yang memiliki dua rantai polipeptida berat dan dua rantai polipeptida ringan. Setiap Antibodi memiliki rantai atas yang berfungsi sebagai pengikat daripada antigen. Dengan rantai ini, jadi Antibodi dapat mengikatkan dirinya sendiri pada tubuh antigen.

Sedangkan di rantai bawah Antibodi berfungsi untuk menentukan bagaimana suatu Antibodi dapat berhubungan dengan antigen. Rantai ini membuat Antibodi dapat mengatur dan merangsang respon imun yang tepat.

D. FUNGSI ANTIBODI
Secara umum, Antibodi pada manusia memiliki dua fungsi yang terpisah. Yaitu :
  1. Antibodi memiliki kemampuan untuk mengenali dan menempel/melekat pada antigen yang dianggap dapat menyebabkan penyakit oleh tubuh.      
  2. Dalam mengenali dan melekatkan diri dengan antigen, zat Antibodi senantiasa bertindak sebagai penanda, dan selanjutnya akan mengirimkan sinyal ke sel darah putih yang lain untuk menyerang zat asing tersebut.
E. JENIS – JENIS ANTIBODI
Sebelumnya telah disebutkan bahwa Antibodi merupakan glikoprotein yang membantu sistem kekebalan tubuh menetralisir dan menghancurkan antigen yang mausk ke dalam tubuh. Antibodi juga dikenal dengan sebutan Imunoglobulin (Ig). Berikut ini adalah jenis-jenis Antibodi yang terdapat di dalam tubuh manusia, yaitu :
IgG, IgM, IgG, IgE, IgA
JENIS - JENIS ANTIBODI
1. Imunoglobulin G (IgG)
IgG merupakan Antibodi yang paling umum dan biasanya dihasilkan hanya dalam waktu beberapa hari saja. Immunoglobulin G dapat hidup di dalam darah sampai beberapa hari bahkan beberapa tahun lamanya. Antibodi IgG beredar di dalam darah kelenjar getah bening, dan usus. Saat antigen masuk, maka mereka menggunakan aliran darah untuk menuju ke tempat lokasi masuknya antigen tersebut.

IgG mempunyai efek yang kuat dalam pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung pada racun antigen. Selain itu, Antibodi IgG memiliki kemampuan spesifik yang dapat menembus dan menyelip diantara sel-sel dan menyingkirkan bakteri yang masuk ke dalam sel dan kulit. Terkahir, Antibodi jenis ini juga dapat menembus masuk ke dalam plasenta ibu hamil untuk melindungi janin dari kemungkinan terjadinya infeksi. Kemampuan ini dimiliki oleh IgG karena ukuran molekulnya yang kecil.

2. Imunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A memiliki kecendrungan yang besar untuk memilih lokasi penempatan di daerah-daerah tubuh yang lembab seperti air mata, ASI, air liur, darah, kantong-kantong udara, lender, getah lambung, dan sekresi usus. Hal ini dikarenakan sifatnya yang sama seperti bakteri yang menyukai area lebab untuk dijadikan markas.

Selain itu, Antibodi jenis ini dapat melindungi janin dalam kandungan ibu agar terbebas dari kemungkinan masukny antigen yang dapat menyebabkan terganggunya tubuh janin. Akan tetapi, Antibodi IgA dalam tubuh ibu akan menghilang ketika bayi dilahirkan. Namun, akibat adanya kandungan IgA dalam air ASI, maka bayi tetap mendapat perlindungan.

3. Imunoglobulin M (IgM)
Hampir sama seperti jenis Antibodi yang lain, Antibodi IgM juga terdapat di dalam darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel B. Imunoglobulin M merupakan jenis Antibodi pertama yang melakukan penyeranagn terhadap antigen bila ada antigen yang masuk.

Janin di dalam rahim akan mendapat perlindungan dari IgM pada umur kehamilan sekitar 6 bulan. Produksi IgM akan meningkat apabila sedang bertarung melawan antigen. Maka dari itu, bila ingin melihat apakah janin telah terinfeksi atau tidak, bisa dengan melihat kadar IgM dalam darah.

4. Imunoglobulin D (IgD)
Antibodi ini juga terdapat di dalam darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel B. Antibodi IgD tidak mampu untuk bertindak secara sendiri-sendiri, akan tetapi mereka menempel dengan permukaan sel T, sehingga dapat membantu sel T menangkap antigen.

5. Imunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin E beredar di dalam darah dan bertugas untuk memanggil pasukan lain untuk menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi jenis ini seringkali menyebabkan reaksi alergi dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, pada orang yang sedang terkena reaksi alergi, di dalam darahnya meningkat produksi daripada IgE.
F. REAKSI ANTIGEN ANTIBODI
Reaksi antigen dengana Antibodi akan terjadi apabila ada zat kuman/bakteri (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Pada awalnya, ketika ada zat asing yang masuk, maka leukosit jenis monosit akan langsung menyerang zat tersebut dengan bantuan dari neutrophil. Setelah itu, monosit yang telah membunuh zat itu langsung mengantarkannya ke limfosit B untuk didata dan dibuatkan Antibodi untuk jenis zat asing yang telah mati tersebut. Setelah Antibodi terbentuk, maka giliran limfosit T yang akan berperan untuk memastikan bahwa Antibodi tadi sudah tertanam di permukaan sel-sel tubuh.
Artikel Penunjang : Leukosit : Pengertian, Struktur, Fungsi, Jenis
Reaksi Antigen Antibodi
REAKSI ANTIGEN ANTIBODI
Setiap kali ada zat asing baru yang masuk, dibutuhkan sekitar 10-14 hari agar Antibodi zat tersebut benar-benar terbentuk. Antibodi ini dapat ditemukan di dalam darah dan cairan nonseluar. Setiap antigen yang terbentuk pasti memiliki kesesuaian dengan zat asing (antigen) secara sempurna, ibarat antara kunci yang diperankan oleh antigen dan gembok  yang diperankan oleh Antibodi.

Tempat melekatnya antigen pada Antibodi disebut dengan variabel, sedangkan tempat melekatnya Antibodi pada antigen disebut dengan epitope.

G. PENYAKIT ANTIBODI (AUTOIMUN)
Penyakit autoimun terjadi ketika Antibodi tubuh yang beredar tidak mampu mebedakan antara antigen dengan sel tubuhnya sendiri. Ketika hal ini terjadi, maka tubuh akan memproduksi Antibodi terhadap sel tubuhnya sendiri yang tidak berbahaya. Maka dari itu, mereka dapat menyerang sel tubuh normal di dalam tubuh.

Penyerangan yang dilakukan terhadap sel tubuh sendiri ini menyebabkan kerusakan sel tubuh sehingga timbul penyakit-penyakit yang dapat mematikan para penderitanya. Alasan mengapa tubuh memproduksi Antibodi terhadap sel tubuh sendiri belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, dugaan sementara bahwa adanya perantara dari bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh dapat memicu respon autoimun. Selain itu, paparan bahan kimia tertentu dan juga paparan terhadap sinar ultraviolet dapat menyebabkan perubahan pada protein tubuh. Contoh-contoh penyakit autoimun adalah :

1. Diabetes Melitus Tipe 1
Pada penyakit ini, reaksi sistem imun menyerang sel-sel pancreas sehingga dapat merusak fungsi organ oankreas dalam memproduksi hormone insulin. Akibatnya, glukosa dapat meningkat di dalam darah. Penyakit ini dapat menyerang remaja maupun dewasa sebelum usia 40 tahun. Hal yang paling penting adalah penyakit ini belum mampu untuk disembuhkan secara total. Penderita diabetes mellitus tipe 1 diwajibkan untuk memakai insulin setiap hari.

2. Rheumatoid Arthritis
Kondisi ini awal mulanya disebabkan oleh proses peradangan sendi yang terjadi. Akibatnya, sistem imun tubuh memproduksi Antibodi untuk merespon peradangan tersebut. Akam tetapi setelah diproduksi, Antibodi ini bukannya menyerang antigen, tetapi menyerang pelapis sendi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pelapis sendi, bila diabaikan, dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada sendi.

3. Psoriasis
Penyakit ini menyerang kulit yang berawal dari pembentukan Antibodi oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif di kulit, sehingga menyebabkan terkumpulnya banyak Antibodi di kulit dan mengakibatkan kulit menjadi bersisik dan berwarna keperakan.

4. Graves Disease
Penyakit ini menyerang manusia dan merupakan penyakit tiroid yang paling sering ditemui. Penyakit ini dapat menimbulkan keadaan seperti mata menonjol (exophthalmos), pretibial myxedema, dan kelenjar tiroid yang membesar.

5. Lupus
Lupus disebabkan oleh proses autoimun dimana Antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang secara bebas sel-sel tubuh seperti jaringan saraf, ginjal, paru-paru dan bagian-bagian tubuh yang lainnya. Lupus juga dikenal dengan nama Systemic Lupus Erythematosus.
Dalam:

Share:


Anda Juga Bisa Baca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar