Pada halaman ini akan dibahas mengenai Kerajaan Samudera Pasai (1267-1524). Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
Kesultanan Samudra Pasai juga dikenal dengan Samudera, Pasai atau Samudera Darussalam merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatra, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu yang bergelar Malik al-Saleh pada tahun 1267 M dan berakhir pada tahun 1521 yang dikuasai oleh Portugis.
Raja pertama bernama Sultan Malik as-Saleh yang wafat pada tahun 696 H atau 1297 M, kemudian dilanjutkan pemerintahannya oleh Sultan Malik at-Thahir.
Sebagai sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah di Samudera Pasai. Raja-raja yang pernah memerintah di Samudera Pasai adalah sebagai berikut:
Pada masa pemerintahannya, Samudera Pasai memiliki armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudera Pasai. Namun, setelah muncul kerajaan Malaka, Samudera Pasai memulai memudar. Pada tahun 1522, Samudera Pasai diduduki oleh Portugis. Keberadaan Samudera Pasai sebagai kerajaan maritim digantikan oleh kerajaan Aceh yang muncul kemudian. Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai pada tahun 1346 M, ia juga menceritakan bahwa, ketika ia di Cina, ia melihat adanya kapal Sultan Pasai di negeri Cina. Memang, sumber-sumber Cina ada menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti. Informasi lain juga menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi yang cukup luas dengan kerajaan luar.
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan tersebut, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut Dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Disamping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Dibidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan Islam sampau ke Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari kerjaan Samudera Pasai inilah kader-kader Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah. Salah satunya ialah Fatahillah. Ia merupakan putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak kemudian menjadi penguasa di Banten.
Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukan oleh Majapahit sekitar tahun 1360. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh.
Raja pertama bernama Sultan Malik as-Saleh yang wafat pada tahun 696 H atau 1297 M, kemudian dilanjutkan pemerintahannya oleh Sultan Malik at-Thahir.
Sebagai sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah di Samudera Pasai. Raja-raja yang pernah memerintah di Samudera Pasai adalah sebagai berikut:
- Sultan Malik al-Saleh - berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan berusaha mengembangkan kerajaannya antar lain melalui perdagangan dan memperkuat angakatan perang. Samudera Pasai berkembang menjadi negara maritim yang kuat di selat malaka.
- Sultan Muhammad (Sultan Malik al-Thahir I) - yang memerintah sejak 1297-1326. Pada masa memerintahannya kerajaan Perlak kemudian disatukan dengan kerajaan Samudera Pasai.
- Sultan Malik al-Thahir II (1326-1348) - Raja yang bernama Asli Ahmad ini sangat teguh memegan ajaran Islam dan aktif menyiarkan Islam ke negeri-negeri sekitarnya.
Pada masa pemerintahannya, Samudera Pasai memiliki armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudera Pasai. Namun, setelah muncul kerajaan Malaka, Samudera Pasai memulai memudar. Pada tahun 1522, Samudera Pasai diduduki oleh Portugis. Keberadaan Samudera Pasai sebagai kerajaan maritim digantikan oleh kerajaan Aceh yang muncul kemudian. Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai pada tahun 1346 M, ia juga menceritakan bahwa, ketika ia di Cina, ia melihat adanya kapal Sultan Pasai di negeri Cina. Memang, sumber-sumber Cina ada menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti. Informasi lain juga menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi yang cukup luas dengan kerajaan luar.
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan tersebut, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut Dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Disamping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Dibidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan Islam sampau ke Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari kerjaan Samudera Pasai inilah kader-kader Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah. Salah satunya ialah Fatahillah. Ia merupakan putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak kemudian menjadi penguasa di Banten.
Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukan oleh Majapahit sekitar tahun 1360. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh.
Silsilah Raja-raja Samudera Pasai
- Sultan Malik al-Saleh (1267-1297 M)
- Sultan Muhammad Malikul Zakir (12-97-1326 M)
- Sultan Ahmad Laidkudzaki
- Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1405 M)
- Sultan Shalahuddin (1405-1412 M)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar