Pada halaman ini akan dibahas mengenai Sistem Ekskresi Pada Manusia. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
Pada saat selesai berolahraga atau saat kepanasan, seseorang akan mengeluarkan keringat. Keringat adalah kelenjar yang keluar melalui pori-pori kulit tubuh manusia. Selain itu, manusia juga akan mengeluarkan urine dari dalam tubuhnya setiap saat. Proses pengeluaran urine dan keringat dari dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui mekanisme pengeluaran dari dalam tubuh yang dikenal sebagai sistem ekskresi.
Sistem ekskresi ialah sistem organ dalam tubuh yang berfungsi mengeluarkan zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat-zat sisa metabolisme tersebut perlu dikeluarkan tidak hanya untuk mencegahnya menjadi beracun, tapi juga agar kesetimbangan dalam tubuh (homeostasis) terus terjaga. Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis tubuh dengan cara mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Untuk memahami mengenai sistem ekskresi, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu bahwa istilah ekskresi berbeda dengan skresi. Istilah ekskresi diberikan untuk proses pembuangan zat yang sudah tidak terpakai atau tidak berguna oleh jaringan atau organ, adapun istilah skresi atau produksi cairan oleh kelenjar atau organ. Jadi, kamu harus dapat membedakan antara dua hal berikut:
1. Zat sisa metabolisme tubuh diekskresikan dari jaringan atau organ.
2. Sejumlah hormon, enzim dan cairan mukus disekresikan oleh sel, kelenjar atau organ.
Zat sisa metabolisme itu sendiri ialah zat hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks atau sisa respirasi sel tubuh yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain:
1. Karbon dioksida dan air adalah sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Baik karbon dioksida maupun air sebenarnya tidak berbahaya jika kadarnya di dalam tubuh tidak berlebihan.
2. Amonia ialah hasil pemecahan protein. Amonia adalah zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Jika untuk sementara disimpan dalam tubuh, zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu urea.
3. Zat warna empedu ialah zat sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati. Zat warna empedu disimpan pada kantong empedu. Zat warna empedu akan dioksidasi menjadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada feses dan urine.
4. Asam urat ialah sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia). Asam urat memiliki daya racun lebih rendah dibandingkan amonia. Daya larut asam urat di dalam air rendah.
Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh organ ekskresi. Organ ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya adalah kulit, paru-paru, hati dan ginjal. Adapun organ pengeluaran pada hewan invertebrata antara lain nefridium, sel api atau buluh malphigi.
Sistem ekskresi ialah sistem organ dalam tubuh yang berfungsi mengeluarkan zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat-zat sisa metabolisme tersebut perlu dikeluarkan tidak hanya untuk mencegahnya menjadi beracun, tapi juga agar kesetimbangan dalam tubuh (homeostasis) terus terjaga. Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis tubuh dengan cara mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Untuk memahami mengenai sistem ekskresi, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu bahwa istilah ekskresi berbeda dengan skresi. Istilah ekskresi diberikan untuk proses pembuangan zat yang sudah tidak terpakai atau tidak berguna oleh jaringan atau organ, adapun istilah skresi atau produksi cairan oleh kelenjar atau organ. Jadi, kamu harus dapat membedakan antara dua hal berikut:
1. Zat sisa metabolisme tubuh diekskresikan dari jaringan atau organ.
2. Sejumlah hormon, enzim dan cairan mukus disekresikan oleh sel, kelenjar atau organ.
Zat sisa metabolisme itu sendiri ialah zat hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks atau sisa respirasi sel tubuh yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain:
1. Karbon dioksida dan air adalah sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Baik karbon dioksida maupun air sebenarnya tidak berbahaya jika kadarnya di dalam tubuh tidak berlebihan.
2. Amonia ialah hasil pemecahan protein. Amonia adalah zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Jika untuk sementara disimpan dalam tubuh, zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu urea.
3. Zat warna empedu ialah zat sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati. Zat warna empedu disimpan pada kantong empedu. Zat warna empedu akan dioksidasi menjadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada feses dan urine.
4. Asam urat ialah sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia). Asam urat memiliki daya racun lebih rendah dibandingkan amonia. Daya larut asam urat di dalam air rendah.
Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh organ ekskresi. Organ ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya adalah kulit, paru-paru, hati dan ginjal. Adapun organ pengeluaran pada hewan invertebrata antara lain nefridium, sel api atau buluh malphigi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar