Pada halaman ini akan dibahas mengenai Gaya Angkat pesawat terbang. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
Dengan memperhatikan cara burung terbang, orang kemudian berusaha meniru menirunya untuk mewujudkan impian manusia terbang tinggi ke angkasa. Pesawat terbang memiliki bentuk sayap mirip sayap burung, yaitu melengkung dan lebih tebal di bagian depan daripada di bagian belakangnya (lihat gambar ). Bentuk sayap seperti ini dinamakan aerofoil. Tidak seperti sayap burung, sayap pesawat tidak dapat dikepak-kepakkan. Oleh karena itu, udara harus dipertahankan mengalir melalui kedua sayap pesawat terbang. Ini dilakukan oleh mesin pesawat yang menggerakan maju pesawat menyongsong udara. Mesin pesawat lama menggunkan mesin baling-maling, sedangkan mesin pesawat modern menggunakan mesin pesawat jet.
Gambar gaya angkat pesawat |
Bentuk aerofoil pesawat terbang menyebabkan garis arus seperti pada gambar. Garis arus pada sisi bagian atas lebih rapat daripada sisi bagian bawah, berarti kelajuan alir udara pada sisi bagian atas (v2) lebih besar daripada sisi bagian bawah sayap (v1). Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan pada sisi bagian atas (P2) lebih kecil daripada sisi bagian bawah (P1) karena kelajuan udaranya lebih besar. Beda tekanan (P1 – P2) menghasilkan gaya angkap sebesar
P1 – P2 = ½ ρ(v22 – v12) (sayap dianggap tabung horisontal, jadi h1 = h2)
Karena ∆F = (F1 – F2)= ∆P.A (A = luas sayap pesawat), maka
F1 – F2 = ½ρA(v22 – v12) (GAYA ANGKAT SAYAP PESAWAT)
Dengan ρ = massa jenis udara.
Pesawat terbang dapat terangkap ke atas jika gaya angkap lebih besar daripada berat pesawat. Jadi, apakah suatu pesawat dapat terbang atau tidak bergantung pada berat pesawat, kelajuan pesawat, ukuran sayapnya. Semakin besar kecepatan pesawat, semakin besar kecepatan udara, dan ini berarti v22 – v12 bertambah besar, sehingga gaya angkat F1 – F2 semakin besar. Dengan demikian juga semakin besar ukuran sayap, A semakin besar gaya angkatnya.
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat pesawat (F1 – F2 > mg). Jika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu dan pilot ingin mempertahankan ketinggiannya (melayang di udara), kelajuan pesawat harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya angkatnya sama dengan berat pesawat (F1 – F2 = mg).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar