Hedonisme : Pengertian, Sejarah, Ciri, Kelebihan, Kekurangan


Pada halaman ini akan dibahas mengenai Hedonisme : Pengertian, Sejarah, Ciri, Kelebihan, Kekurangan. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
A. PENGERTIAN DAN KONSEP HEDONISME
Secara bahasa, Hedonisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “hedone” yang artinya kesenangan. Hedonisme adalah jenis ideologi atau pandangan hidup yang menyatakan bahwa kebahagian hanya didapatkan dengan mencari kesenangan pribadi sebanyak-banyaknya dan menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme mengajarkan bahwa kenikmatan atau kesenangan merupakan tujuan hidup dan acuan dalam berperilaku dalam sebuah anggota masyarakat. Dalam paham hedonisme, kesenangan pribadi atau kelompoknya merupakan yang utama, mereka tidak peuli dengan perasaan atau kesenangan orang lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hedonisme merupakan pandangan hidup yang berdasarkan atas hawa nafsu. Penganut paham hedonisme disebut hedonis. Hedonisme sangat berhubungan dengan kekayaan, kenikmatan batin, kenikmatan seksual, kekuasaan dan kebebasan.
Pengertian Hedonisme, Ciri Hedonisme, Sejarah Hedonisme
HEDONISME
B. SEJARAH HEDONISME
Hedonisme mulai muncul pada masa awal sejarah ilmu filsafat pada tahun 433 SM (sebelum masehi). Tokoh utama yang menjadi pencetus hedonisme adalah Aristippos dari Kyrene (433 – 355 SM) yang menjawab sebuah pertanyaan filsafat terkenal. Pertanyaan itu ditanyakan oleh Sokrates, “Apa yang menjadi tujuan hidup manusia?”. Aristippos menjawab bahwa yang terbaik adalah “kesenangan”.

Aristippos ini adalah seorang filsuf Yunani yang berasal dari Kyrene, Afrika Utara. Aristippus memiliki hubungan baik dengan Sokrates. Setelah Sokrates wafat, Aristippos menjadi guru profesional di Athena. Kemudian di Kyrene (kampung halamannya) ia mendirikan sekolah yang dinamakan “Cyrenaic School”. Sekolah ini mengajarkan bahwa perasaan-perasaan kesenangan sebagai kebenaran dalam kehidupan. Menurutnya, kehidupan orang bijak selalu mencari jaminan kesenangan maksimal. Aristippos sebenarnya setuju dengan pendapat Sokrates bahwa keutamaan dalam hidup adalah “yang baik”, tetapi ia menyamakan arti “yang baik” ini dengan kesenangan, mungkin ia hanya berpikir bahwa “yang baik” tersebut adalah yang baik untuk diri sendiri. Aristippos memandang kesenangan dalam bentuk gerakan (kesenangan badani), menurutnya ada tiga jenis gerakan, yaitu :
  1. Gerakan Kasar, gerakan yang menyebabkan ketidaksenangan dan menimbulkan rasa sakit.
  2. Gerakan halus, gerakan yang membuat kesenangan.
  3. Tiada Gerak, yaitu keadaan netral, contohnya ketika sedang tidur.
Tokoh utama lainnya dari Hedonisme adalah Epikuros. Ia lahir di Samos, Yunani, pada tahun 342 SM dan meninggal di Athena tahun 270 SM. Ajaran Epikuros menitikberatkan tentang “apa yang baik adalah segala sesuatu yang mendatangkan kenikmatan, dan apa yang buruk adalah segala sesuatu yang menghasilkan ketidaknikmatan”. Namun demikian, kenikmatan yang dimaksud disini bukanlah kenikmatan bebas tanpa aturan, melainkan kenikmatan yang mendalam. Kenikmatan cenderung didapatkan karena keingin kita terpenuhi, dengan ini, kaum Epikurean membagi keinginan menjadi 3 jenis, yaitu :
  1. Keinginan alami yang harus dipenuhi (makan agar terus hidup)
  2. Keinginan alami yang dapat dipenuhi atau tidak (makanan yang enak)
  3. Keinginan alami yang sia-sia (harta yang berlebihan)
Epikuros mengajarkan bahwa penting untuk membatasi pemuasan keinginan agar dapat mencapai kenikmatan tertinggi, oleh karena itu ia menyarankan untuk hidup sederhana. Tujuannya adalah demi mencapai “Ataraxia”, yaitu kententraman jiwa, batan, terbebas dari perasaan resah gelisah, dan berada dalam keadaan seimbang. Kebahagian yang dituju oleh kaum epikurean ini adalah kebahagian pribadi, walaupun demikian mereka sadar bahwa berteman dan bergaul dapat membantu mencapai kenikmatan sejati (Ataraxia). Nah sayangnya, dalam perkembangannya, paham ini menjadi paham yang memandang kesenangan, kenikmatan dan kebahagian hanya sebatas materi, baik berupa uang atau harta lainnya.

Sedangkan perkembangan Hedonisme di Eropa mulai muncul di Eropa bagian barat selama Abad pertengahan. Pada abad ke 18, eropa dikuasai oleh tiga golongan besar, yaitu Golongan Raja dan bangsawan, Pihak Gereja, dan rakyat biasa (kaum feodal). Nah diantara ketiga golongan ini, pihak gereja memiliki kekuasaan tertinggi, mereka mempunyai hak khusus untuk mengatur kehidupan ekonomi dan politik yang berjalan, bahkan mereka dapat membatasi kebebasan setiap individu dalam segala aspek kehidupan. Golongan Raja dan Bangsawan juga merupakan golongan yang mempunyai hak istimewa, sedangkan golongan rakyat biasa dianggap golongan tanpa hak. Hal ini membuat rakyat mendapatkan perlakuan kejam tidak berprikemanusiaan. Oleh karena itu mulai terjadi perlawanan dari pihak rakyat. Perlawanan ini kemudian memancing terjadinya Revolusi sehingga terjadi banyak perubahan dalam segala aspek kehidupan. Ideologi besar baru muncul di berbagai bidang, yaitu Hedonisme di bidang sosial-budaya, Liberalisme di bidang politik,  Free-Value di bidang Sains, dan Kapitalisme di bidang Ekonomi.

C. CIRI – CIRI HEDONISME
  • Kenikmatan pribadi merupakan tujuan utama dalam kehidupan.
  • Mengabaikan perasan atau kebahagiaan orang lain dalam memenuhi keinginan.
  • Materialis, tidak pernah merasa puas dengan yang dimiliki, selalu mencari harta yang lebih dan kekayaan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan.
  • Konsumtif, mengutamakan keinginan dalam membeli sesuatu, bukan mengutamakan kebutuhan.
  • Pergaulan bebas.
  • Diskriminatif, membedakan indivitu berdasarkan kekayaan dan menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain sehingga cenderung sombong.
Ciri Hedonisme, Kelebihan Hedonisme, Kekurangan Hedonisme
HEDONISME
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN HEDONISME
1. Kelebihan Hedonisme
  • Motivasi yang kuat dalam mencapai keinginannya.
  • Pantang menyerah dan bersikeras.
  • Menghargai waktu dan kesempatan, karena setiap waktu dan kesempatan digunakan untuk mewujudkan yang mereka inginkan.
2. Kekurangan Hedonisme
  • Menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginanny sehingga cenderung menggunakan cara yang negatif (tidak baik).
  • Egosi dan tidak memiliki kepekaan sosial.
  • Mengganggu orang lain karena dalam mencapai keinginanya mereka tidak peduli dengan orang di sekitarnya.
Dalam:

Share:


Anda Juga Bisa Baca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar