Iklim : Pengertian, Unsur, Karakteristik, Macam Jenis


Pada halaman ini akan dibahas mengenai Iklim : Pengertian, Unsur, Karakteristik, Macam Jenis. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
A. PENGERTIAN IKLIM
Iklim merupakan peluang statistik berbagai keadaan atmosfer anatara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang dengan penyelidikan dalam waktu yang lama minimalnya 30 tahun dan meliputi wilayah yang luas. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama, sehingga disebut sebagai rata-rata dari unsur cuaca secara umum. Iklim bersifat stabil bila dibandingkan dengan cuaca. Perubahan iklim berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi area yang sangat luas. Matahari merupakan kendali utama sistem iklim.

Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa iklim tidak selamanya stabil. Beberapa factor yang mempengaruhi iklim jika bergeser sedikit saja akan mempengaruhi ketepatan waktu Iklim itu sendiri. Tidak hanya ketepatan waktu, juga efek dari iklim yang tidak seharusnya terjadi akan berdampak buruk bagi makhluk hidup di daerah yang terkena perubahan iklim. Perubahan iklim yang ekstrem bahkan banyak terjadi sekarang ini. Dengan banyaknya factor yang mempengaruhi keseimbangan atmosfer, maka factor tersebut secara bertahap mempengaruhi pergerakan iklim yang awalnya normal menjadi ekstrem.
Pengertian Iklim, Unsur Iklim, Jenis Iklim, Macam Iklim
PENGERTIAN, UNSUR DAN MACAM MACAM IKLIM
B. KARAKTERISTIK IKLIM
Berikut karakteristik iklim secara umum yang membedakannya dengan cuaca:
  • Berlaku untuk waktu yang lama
  • Meliputi daerah yang luas
  • Merupakan hasil rata-rata cuaca, bukan pencatatan baru
  • Iklim disuatu daerah berhubungan satu sama lainnya
C. UNSUR – UNSUR IKLIM
Unsur-unsur yang mempengaruhi iklim sama dengan unsur yang mempengaruhi cuaca. Karena pada umumnya cuaca dan iklim sama hanya berbeda pada panjangnya waktu kejadian. Berikut unsurnya:

1. Penyinaran matahari
Matahari merupakan pengatur iklim di Bumi yang sangat penting dan menjadi sumber energi utama di Bumi. Energi Matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bumi menerima energi matahari dalam bentuk pancaran radiasi sinar matahari. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi tersebut hanya sedikit diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagian besar sinar matahari langsung diterima permukaan bumi, dan kemudian dipantulkan kembali sebagian ke atmosfer juga ditransfer ke arah kutub-kutub bumi melalui angin dan arus laut. Hal ini yang menjaga agar bagian ekuator tidak terlampau panas dan bagian kutub juga tidak terlampau dingin. Pemanasan bumi oleh sinar matahari terbagi kedalam dua cara yaitu pemanasan langsung (absorpsi,refleksi,difusi) dan tidak langsung (konduksi, konveksi, adveksi). Banyaknya panas matahari yang yang diterima permukaan bumi terutama dipengaruhi oleh :

a. Lamanya penyinaran matahari
Semakin lama matahari memancarkan sinarnya di suatu daerah, semakin banyak panas yang diterima bagian bumi ini. Di daerah lintang pertengahan, panjang siang hari pada musim panas lebih panjang daripada musim dingin, sehingga penyinaran matahari lebih lama saat musim panas. Hal ini yang menyebabkan lahirnya pambagian musim-musim.

b. Kemiringan sinar matahari
Jika datangnya cahaya matahari memancarkan di suatu daerah lebih tegak, panas di daerah itu akan lebih tinggi dari pada jika cahaya yang datang lebih miring. Hal ini disebabkan luas area yang terkena cahaya miring lebih besar dari cahaya tegak sehingga panasnya lebih tersebar.

c. Keadaan permukaan bumi
Yang dimaksud dengan keadaan permukaan bumi adalah perbedaan batuan dan perbedaan sifat daratan dan laut. Batuan yang berwarna cerah lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula melepaskan panas daripada batuan yang berwarna gelap. Permukaan darat lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada permukaan laut.

d. Keadaan awan
Awan menyerap sebagian kecil radiasi sinar matahari. Keberadaan awan mengurangi sinar matahari yang mencapai permukaan bumi maupun yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Semakin tebal awan, semakin banyak sinar matahari yang diserap. Awan dapat mengurangi panas saat siang hari, tapi juga dapat berperan seperti selimut yang menahan panas saat malam hari agar udara tidak terlalu dingin. Hal ini berarti, daerah yang memiliki langit cerah (hanya tertutup awan tipis) akan lebih panas pada siang hari dan lebih dingin pada malam hari dibandingkan daerah yang tertutupi awan tebal.

2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan berbeda-beda pada daerah tertentu. Suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis (ekuator) dan semakin ke arah kutub suhu udara menjadi semakin dingin. Setiap kenaikan 100 meter dari permukaan maka suhu udara akan mengalami penurunan rata-rata 0,6oC yang disebut sebagai gradient temperature vertical atau lapse rate. Pada udara kering besar lapse rate biasanya 1oC. Suhu udara dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Suhu udara mempengaruhi kemampuan udara yang menampung uap air. Semakin rendah suhu udara, kemampuan menahan uap air juga menurun. Hal ini menyebabkan udara menjadi jenuh uap air. Pada saat udara mencapai batas maksimum uap air sehingga pengembunan mulai terjadi. Alat untuk mengukur udara atau derajat panas disebut termometer.

3. Kelembapan udara
Di udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara makin banyak uap air yang dikandungnya. Humidity atau kelembapan adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Alat pengukurnya adalah higrometer. Daerah tropis indonesia memiliki kandungan uap air yang tinggi. Uap air di udara merupakan hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah, atau air yang ada pada tumbuhan. Kandungan uap air di udara berubah-ubah. Uap air yang ada di atmosfer berasal dari siklus hidrologi sehingga jumlah air di suatu daerah akan memengaruhi kelembapan didaerah tersebut. Tekanan dan suhu udara juga dapat memengaruhi kandungan uap air udara.

4. Kondisi Awan
Awan adalah uap air yang terkondensasi atau sublimasi di dalam atmosfer membentuk titik-titik air atau kristal es di dalam udara. Proses kondensasi uap air pada umunya terjadi apabila udara yang mengandung uap bergerak ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi sehingga uap air mengalami pendinginan akibat penurunan suhu. Titik-titik air yang terbentuk begitu kecil dan ringan sihingga tetap berada di langit dalam bentuk awan dan terbawa arus udara. Ukuran titik air yang membentuk awan  memiliki diameter sekitar 0,004-0,008 mm. ada juga awan yang rendah atau tepat berada diatas permukaan bumi. Awan jenis ini biasa disebut kabut.

5. Curah Hujan
Hujan adalah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair ataupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah Hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah dalam waktu tertentu. Untuk mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan (rain gauge) yang biasanya terdapat distasiun-stasiun BMKG. Apabila kondensasi uap air di udara terus berlangsung, titik-titik air yang membentuk awan akan bertambah banyak dan bergulung menjadi lebih besar. Titik air yang besar akan menjadi labih berat sehingga kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Selain hujan yang berupa cairan, ada pula hujan yang berupa padatan, yaitu hujan salju dan hujan es. Hal ini terjadi karena uap air langsung menjadi padat berbentuk kristal akibat terjadinya penurunan yang dinamakan dengan sublimasi. Di dalam peta, terdapat garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan curah hujan yang sama. Garis ini disebut dengan garis isohyets.

6. Angin
Angin adalah gerakan udara yang terjadi diatas permukaan bumi. Angin  bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah yang bertekanan rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh adanya perbedaan suhu udara. Bila suhu udara tinggi berarti tekanannya rendah dan sebaliknya. Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin disebut anemometer.
Pada umumnya angin bergerak horizontal, namun dalam beberapa kondisi ditemukan juga angin yang bergerak vertikal atau miring mengikuti lereng. Angin bersifat menyeimbangkan tekanan udara. Semakin besar perbedaaan tekanan udara, semakin kencang aliran angin. Rotasi bumi menyebabkan timbulnya gaya yang memengaruhi arah gerakan angin. Pengaruh ini (disebut coriolis) menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara. Arah angin juga dipengaruhi oleh gradient barometric dan kekuatan atau benda yang dapat menahan atau membelokkan angin seperti gunung dan bangunan.

7. Tekanan udara
Kepadatan udara tidak seperti tanah dan air. Namun udara juga memiliki berat dan tekanan. Udara memberikan tekanan yang cukup besar pada permukaan bumi, yaitu sekitar 1 kg untuk setiap luas bidang 1cm2. Tekanan ini berasal dari berat partikel-partikel udara yang menyusun atmosfer sampai ketinggian beratus-ratus kilometer dari permukaan bumi. Satuan tekanan udara adalah milibar. Seiring dengan bertambahnya ketinggian, tekanan udara akan menurun. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli. Alat yang digunakannya adalah barometer raksa. Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah untuk mencapai keseimbangan. Tekanan udara yang sangat rendah dapat menghasilkan badai dan topan. Tetapi, daerah yang bertekanan udara tinggi cenderung manghasilkan cuaca yang kering dan tidak berawan.

E. MACAM – MACAM JENIS IKLIM
Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi bumi serta adanya perbedaan garis lintang. Iklim di setiap wilayah di dunia tidak sama. Perbedaan iklim di berbagai wilayah dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang serta proses rotasi dan revolusi bumi. Beberapa ahli telah mencoba mengklasifikasikan jenis-jenis iklim di dunia untuk memudahkan dalam mempelajarinya. Sistem klasifikasi dapat berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada dasar dan tujuan pengklasifikasian. Beberapa klasifikasi iklim, antara lain sebagai berikut :

1. Iklim matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Jadi, pembagian iklimnya tergantung pada posisnya dengan arah sinar matahari.
Iklim Dingin, Iklim Sedang, Iklim Tropis, Iklim Subtropis
IKLIM MATAHARI
a. Iklim tropis
Iklim tropis yang terletak antara 0° - 23,5° LU dan LS dan hampir 40% dari permukaan bumi. Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu mengarah ke daerah ini. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C. Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan. Pada daerah tropis fluktuasi suhu musiman yang kecil, membuat tekanan udara relatif konstan. Tekanan udara yang tidak berfluktuasi secara nyata membuat kecepatan angin di kawasan dekat equator umumnya rendah. Daerah dengan tekanan udara yang sama dihubungkan dengan garis isobar. Garis isobar secara umum paralel dengan garis kontur rupa bumi (Indonesia).

b. Iklim subtropis
Iklim subtropis terletak antara 23,5° - 40°LU dan LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri-ciri iklim subtropis adalah batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang. Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas. Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.

c. Iklim sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 66,5° lintang utara dan lintang selatan. Ciri-ciri iklim sedang adalah banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah mengakibatkan arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu dan sering kali terjadi badai secara tiba-tiba.

d. Iklim dingin
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri-ciri iklim tundra adalah musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat, udaranya kering dan tanahnya selalu membeku sepanjang tahun. Suhu iklim dingin rata-rata 66,5o-90o lintang utara dan lintang selatan. Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju. Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah. Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak. Ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi dan wilayahnya yaitu kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.

2. Iklim kodrat
Pembagian iklim yang disesuaikan dengan batas kehidupan tumbuh-tumbuhan dan sebagai batas daerah iklimnya dipergunakan garis isotherm pada bulan terpanas dan terdingin selama satu tahun.

3. Iklim fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan, lautan, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak geografis.
a. Iklim Kontinental ( darat )
Iklim ini terjadi di daerah yang amat luas, sehingga angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah ini, pada siang hari terasa panas sekali dan malam hari terasa begitu dingin. Curah hujannya sangat rendah, sehingga kadang-kadang terbentuk gurun pasir. Contoh daerahnya adalah Gobi, Tibet, Arab, Sahara dan lain sebagainya.

b. Iklim Laut
Iklim laut terdapat di daerah tropis dan subtropis. Angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut yang lembab. Ciri-ciri iklim laut adalah curah hujan yang rata-rata tinggi. Suhu tahunan dan harian hampir sama dan sering terjadi hujan.

c. Iklim dataran tinggi
Iklim dataran tinggi mengalami perubahan suhu harian dan tahunan, tekanan rendah, sinar matahari terik dan hanya mengandung sedikit uap air. Hal ini dikearenkan perbeaan tekanan udara pada daerah yang lebih tinggi.

d. Iklim pegunungan
Iklim ini terdapat di daerah pegunungan. Di daerah pegunungan udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan terjadi karena awan yang naik ke lereng pegunungan mengalami kondensasi sehingga turun hujan. Hujan seperti ini disebut hujan orografis. Hal ini menyebabkan banyak tumbuhan subur yang hidup.

4. Iklim menurut junghuhn
Junghuhn (bangsa Jerman) membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan jenis tumbuhan yang cocok di suatu daerah. Penelitiannya di lakukan di pulau Jawa. Penelitiannya dilakukan di pulau jawa secara vertical sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Klasifikasi Iklim Menurut Ketinggian Tempat dan Jenis Tumbuhan yang Cocok
IKLIM MENURUT JUNGHUHN
5. Iklim Musim
Letak geografis indonesia diapit oleh Benua Asia di sebelah Utara dan Benua Australia di sebelah selatan, menyebabkan Indonesia terdapat iklim musim. Iklim musim erat kaitannya dengan pola angin musim di Indonesia. Pada bulan April - Oktober, ketika bertiup angin musim timur, terjadi musim kemarau. Sebaliknya ketika bertiup angin musim barat, terjadi musim penghujan.

6. Sistem klasifikasi koppen
Wladimir Koppen (1846-1940) merupakan seorang biologis Jerman. Koppen menilai bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada  jumlah curah hujan tetapi juga intensitas penguapan, baik dari tanah maupun tanaman. Oleh karena ini Koppen berusaha menunjukkan intensitas penguapan dan daya guna hujan adalah dengan menggabungkan temperatur dan hujan.Musim hujan sama, jatuh pada musim panas adalah kurang berguna dibanding jatuh pada musim dingin. Metode ini berhasil dengan mengukur daya curah hujan dan temperatur. Koppen membagi iklim dunia menjadi 5 jenis utama. Dasar klasifikasinya adalah suhu dan hujan rata-rata tahunan di daerah iklim tersebut. Yaitu :
a. Iklim Hujan Tropis tipe A
Daerah beriklim hujan tropis memiliki suhu rata-rata tiap bulan tidak kurang dari 18oC. Iklim ini tidak memiliki musim dingin. Curah hujan tahunan tinggi dan melebihi tingkat penguapan rata-rata tahunan sekitar 70 cm dan tahun. Tipenya ada 3 yaitu :
  • Tropik Basah (Af), memiliki suhu udara panas dan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Di wilayah beriklim tipe A terdapat banyak hutan hujan tropic dengan curah huajn 60 mm dan hujan sepanjang tahun seperti kaliamantan, Sumatra dan papua.
  • Iklim Tipe Am, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang kering. Tipe ini merupakan tipe peralihan. Batas antara musim hujan dan kemarau sangat jelas. Persediaan air tanah cukup sehingga vegetasi tetap. Wilayah beriklim tipe Am antara lain adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.
  • Iklim tipe Aw, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan musim hujan (savanna). Wilayah beriklim tipe Aw adalah wilayah Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat dan beberapa tempat lainnya
b. Iklim Kering tipe B
Daerah beriklim kering memiliki tingkat penguapan yang melebihi curah hujan rata-rata tahunan. Pada daerah ini tidak ada air yang berlebih dan tidak ada sungai (aliran air) yang permanan. Ciri Iklim kering tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah rata-rata 25,5 mm dan tahun sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).

c. Iklim Sedang tipe C
Daerah beriklim suhu sedang memiliki suhu rata-rata pada bulan terdingin dibawah 18oC sampai -3oC. Suhu rata-rata pada bulan terhangat di atas 10oC. Iklim ini memiliki musim dingin dan musim panas. Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Terdapat paling sedikit satu bulan yang bersuhu udara rata-rata 10° C.

d. Iklim Hujan Salju atau mikrotermal tipe D
Daerah beriklim hutan salju memiliki suhu rata-rata bulan terdingin di bawah -3oC. Suhu rata-rata pada bulan terhangat di atas 10oC. tidak banyak pohon yang dapat tumbuh pada iklim ini.

e. Iklim Kutub tipe E
Daerah beriklim kutub memiliki suhu rata-rata pada bulan terhangat di bawah 10oC. Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri khusus yaitu tidak adanya musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E dibedakan atas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan salju abadi yang tidak ada habisnya). Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.
Menurut koppen, Indonesia merupakan wilayah yang beriklim hujan tropis dan iklim sedang dipegunungan. Sedangkan khus di Puncak Jaya Wijaya beriklim E.

7. Iklim Mohr
Mohr meggolongkan iklim berdasarkan curuh hujan yang sampai ke permukaan bumi. Dari penelitiannya, terdapat 3 golongan yaitu :
  • Bulan Kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang dari 60 mm
  • Bulan Sedang (BS), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang dari 60-90 mm
  • Bulan Basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang dari 100 mm
8. Iklim Oldeman
Klasfikasi ini menggunakan unsure iklim curah hujan. Metode ini lebih menekankan kepada bidang pertanian.  Bulan basah didefinisikan sebagai bulan yang memiliki jumlah curah hujan sekurang-kurangnya 200 mm. bualn lembab dengan curah hujan 100-200 mm, dan bulan kering dengan curah hujan 100 mm. Tipe utama klasifikasi oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah bulan basah berturut-turut, sedangkan subdivisinya menjadi lima berdasarkan jumlah bulan kering berturut-turut.

9. Iklim Schmidt-Ferguson
Schmidt-Ferguson menggolongkan iklim didasarkan pada banyaknya curah hujan tiap-tiap bulan dengan membandingkan jumlah bulan kering dengan jumlah bulan basah dalam satu tahun. Oleh sebab itu, iklim dibagi menjadi dua, yaitu :
  • Bulan kering, yaitu curah hujan yang sampai ke permukan bumi kurang dari 60 mm.
  • Bulan basah, yaitu curah hujan yang sampai ke permukan bumi lebih dari 60 mm.
F. Perubahan Iklim Dunia
Perubahan iklim global menjadi isu yang paling panas, tidak hanya di Indonesia tetapi seluruh dunia. Perubahan iklim adalah terjadinya perubahan kondisi atmosfer, seperti suhu, san cuaca yang menyebabkan suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan ini sangat berdampak luas bagi kehidupan manusia dalam berbagai sektor. Perubahan iklim bisa terjadi karena proses alam internal maupun tingkah laku aktivitas manusia yang terus menerus mengubah komposisi atmosfer bahkan mencemari udara yang seharusnya dalam keadaan normal. Perubahan iklim ini merupakan ancaman bagi bumi, karena dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan. Perubahan iklim juga dapat dikatakan sebagai keadaan dimana temperatur di bumi mengalami kenaikan dan pergeseran musim. Kenaikan temperatur ini akan menyebabkan terjadinya pemuaian massa air dan permukaan air laut. Meningkatnya suhu udara dibumi saat ini adalah akibat akumulasi gas-gas berbasis karbon di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), metan, hidrofluoroksida, dan klorofluorokarbon (CFC) yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
Perubahan Iklim di Dunia
PERUBAHAN IKLIM DI DUNIA
Zat CFC juga menyebabkan tidak ada penghalang terhadap radiasi sinar ultrafiolet yang dipancarkan matahari ke permukaan bumi. Radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari ke permukaan bumi. Radiasi ultraviolet ini sangat berbahaya bagi Makhluk Hidup. Gas-gas karbon meningkatkan suhu udara melalui mekanisme yang disebut efek rumah kaca peningkatan suhu dibumi dan perubahan berbagai siklus di bumi dan perubahan cuaca. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan perubahan iklim.

Ciri-ciri terjadinya perubahan iklim yaitu ;
  • Meningkatnya pemanasan
  • Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer
  • Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata
  • Kenaikan permukaan laut
  • Pengurangan tutupan salju
  • Gletser yang mencair
  • Benua arktik menghangat
Tentunya, disetiap perubahan pasti ada dampaknya. Baik buruknya dampak tergantung sejauh mana perubahan yang terjadi. Berikut dampak yang terjadi akibat perubahan iklim. Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran musim, sehingga musim kemarau menjadi lebih panjang. Hal ini akan menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut dan membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan ekosistem laut akan terganggu. Pada masa ini, rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air di daerah sub polar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. Dengan lingkungan yang rusak, alam akan lebih rapuh terhadap perubahan iklim. Dan jika terjadi curah hujan yang cukup tinggi akan berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Dalam:

Share:


Anda Juga Bisa Baca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar