Pada halaman ini akan dibahas mengenai Awan : Pengertian, Fungsi, Proses Terbentuk, Jenis. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
A. PENGERTIAN AWAN
Awan adalah massa terlihat yang terbentuk dari tetesan air atau kristal beku di daerah atmosfer di atas permukaan bumi atau planet lain. Awan terbentuk karena proses pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat di dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. Setiap uap air yang terkandung dalam udarah akan berubah karena proses kondesnsasi (pemadatan) menjadi bintik – bintik air untuk membentuk awan.
B. FUNGSI AWAN
- Awan dapat menghasilkan hujan, huna ini sendiri terbentuk dari proses siklus air pada awan. Hujan yang terbentuk memiliki banyak manfaat bagi manusia dan bumi. Beberapa manfaat hujan adalah untuk menyuburkan tanaman, persediaan air, sumber tenaga listrik, memperbaiki kualitas udara, dll.
- Awan dapat menghilangkan cuaca panas dan memberikan kesejukan.
- Awan juga melindungi kita dari radiasi sinar ulktraviolet secara langsung.
- Awan dapat membuat manusia memperkirakan arah angin sehingga dapat berguna sebagai indikator prediksi cuaca dan iklim.
C. PROSES TERBENTUKNYA AWAN
Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, awan terbentuyk dari kondensasi (pemadatan) uap air di udara menjadi titik titik air. Proses terbentuknya titik air tersebut melalui beberapa siklus sebagai berikut :
Ketika udara semakin panas, maka massa uap air akan menguap naik menuju atmosfer sehingga mencapai kelembapan yang tepat pada ketinggian tertentu. Semakin tinggi suatu wilayah maka tekanan udaranya semakin kecil, gesekan antar molekul semakin berkurang sehingga suhunya semakin rendah (makin dingin). Karena itu ketika mencapai suatu ketinggian tertentu, uap air ini mengalami proses kondensasi (pemadatan) menjadi titik – titik air karena pengaruh suhu yang semakin dingin dan kelembapan atmosfer.
Lama kelamaan akan semakin banyak uap air yang datang dan semakin besar awan yang terbentuk. Setelah mencapai ketinggian tertentu, sekumpulan uap air ini akan mengalami proses menjadi titik titik air karena suhu yang semakin rendah. Nah titik air yang lebih berat dari uap air ini akan membuatnya jatuh ke bawah karena tarikan gravitasi bumi. Titik titik air yang jatuh inilah yang kita sebut dengan hujan.
Tidak semua awan akan berubah menjadi hujan. Bisa jadi sebelum menjadi hujan, awan tersebut bertemu dengan udara panah sehingga menyebabkannya menjadi uap air yang lenyap atau diterbangkan angin ke arah lainnya.
D. KLASIFIKASI MACAM MACAM JENIS AWAN
1. Berdasarkan Ketinggiannya
Pada tahun 1894, komisi cuaca internasional mengelompokkan awan berdasarkan ketinggiannya ke dalam 4 kelompok utama, yaitu :
a. Kelompok Awan Tinggi
Awan tinggi meruapakan kelompok awan yang biasanya ditemukan pada ketinggian 6 – 18 km diatas permukaan bumi pada kawasan dengan iklim tropis, ditemukan pada ketinggian 5 – 13 km diatas permukaan bumi pada kawasan beriklim sedang dan pada ketinggian 3 – 8 km di atas permukaan bumi pada kawasan kutub. Awan yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain adalah :
(1) Awan Sirrus (Ci)
Awan Sirrus biasanya memiliki struktur seperti serat halus yang bentuknya seperti bulu burung. Tersusun seperti pita melengkung yang tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon. Awan sirrus biasanya tidak menimbulkan hujan. Warna dari awan ini biasanya putih dan pinggirannya tidak jelas.
(2) Awan Sirostratus (Ci – St)
Awan sirostratus merupakan awan halus bewarna putih bersih yang menutupi seluruh atau sebian langit pada suatu wilayah tertentu. Bentuknya seperti kelambu putih atau anyaman abstrak. Awan ini dapat menimbulkan fenomena halo yang mengelilingi matahari,biasanya fenomena tersebut terjadi di musim kemarau. Keberadaan awan ini kemungkinan besar menandakan bahwa akan terjadinya hujan.
(3) Awan Sirokumulus (Ci – Cu)
Awan sirokumulus merupakan kelompok awan tinggi yang bentuknya berupa lingkaran kecil atau serpihan putih yang berbaris atau bergerombol. Awan sirokumulus yang bergerombol ini akan memberikan gambaran seperti ombak.
b. Kelompok Awan Sedang
Awan Sedang meruapakan kelompok awan yang biasanya ditemukan pada ketinggian 2 – 8 km diatas permukaan bumi pada kawasan dengan iklim tropis, ditemukan pada ketinggian 2 – 7 km diatas permukaan bumi pada kawasan beriklim sedang dan pada ketinggian 2 – 4 km di atas permukaan bumi pada kawasan kutub. Awan yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain adalah :
(1) Awan Altokumulus (A – Cu)
Awan altokumulus merupakan awan kecil yang jumlahnya banyak. Warna dari altokumulus dapat berupa abu – abu atau puti. Bentuk awan ini seperti bola –bola bergerombol yang letaknya sangat berdekatan. Biasanya awan ini muncul pada waktu senja. Awan altokumulus terbentuk dari butiran air yang menjadi kristal pada suhu sekitar 10 derajat celsius.
(2) Awan Altostratus (A – St)
Awan altostratus merupakan awan yang bentuknya seperti satu struktur lembaran yang berserat. Warnanya biru keabu-abuan atau abu – abu. Awan ini biasanya menutupi hampir seluruh langit pada suatu wilayah di ketinggian 2 – 7 km. Awan ini biasa menimbulkan hujan gerimis. Umumnya ditemukan pada waktu senja dan malam hari dan menghilang ketika matahari terbit di awal pagi.
c. Kelompok Awan Rendah
Kelompok awan rendah biasanya ditemukan pada ketinggian kurang dari 3 km dari permukaan bumi di hampir semua wilayah, baik itu yang beriklim tropis, sedang ataupun derah kutub. Awan yang termasuk ke dalam kelompokini antara lain adalah sebagai berikut :
(1) Awan Stratokumulus (St – Cu)
Awan stratokumulus adalah kelompok awan rendah berbentuk seperti kumpulan bola-bola yang hampir menutupi seluruh langit. Awan stratokumulus merupakan awan yang lapisannya tipis sehingga tidak dapat menghasilkan hujan.Warna dari awan ini biasanya kelabu atau putih dan dapat diamati pada petang maupun senja apabila atmosfer berada dalam keadaan yang stabil.
(2) Awan Stratus (St)
Awan ini terbentuk pada daerah yang cukup rendah dan awan ini juga sangat luas. Lapisan dari Awan stratus menyebar seperti kabut berlapis yang menutupi seluruh langit pada suatu wilayah. Perkembangan dari awan stratus biasanya mengikuti aliran angin pada atmosfer tempatnya terbentuk. Awan ini bisa berkembang menjadi awan nimbostratus yang dapat menghasilkan cuaca yang buruk dan hujan yang lebat.
(3) Awan Nimbostratus (Ni – St)
Awan Nimbostratus merupakan awan yang bentuknya tak menentu dengan pinggiran compang camping. Warna awan ini adalah putih gelap dan penyebarannya cukup luas. Hujan yang terbentuk dari awan nimbostratus biasnaya lama dan stabil. Keberadaan awan ini dapat menghilangi tembusnya sinar matahari, keberadaan awan nimbostratus dapat dijadikan sebagai pertanda akan terjadijnya cuaca buruk.
d. Awan dengan Perkembangan Vertikal
Awan ini biasanya ditemukan pada ketinggian 500 – 1500 meter di ats permukaan bum. Awan yang termasuk ke dalam kelompok awan dengan perkembangan vertikal adalah
(1) Awan Kumulus (Cu)
Awan kumulus merupakan awan tebal yang agak tinggi. Awan kumulus berbentuk seperti gumpalan bola kapas yang berwarna putih atau kelabu terang. Biasanya tinggi awan ini dapat mencapai 1 km.
(2) Awan Kumulonimbus (Cu – Ni)
Awan kumulonimbus biasanya berwarna putih gelap. Sering ditemukan pada ketinggian 1 km di atas permukaan bumi. Karena termasuk ke dalam kelompok awan dengan perkembangan vertikal, puncak dari awan ini dapat ditemukan pada ketinggian lebih dari 3500 kaki. Awan ini dapat menimbulkan hujan deras dan berhubungan erat dengan petir, tornado dan badai.
2. Berdasarkan bentuknya, awan dapat dibagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu :
- Awan Kumulus, merupakan awan yang bentuknya bergumpal-gumpal dengan dasar yang merata secara horizontal.
- Awan Stratus, merupakan awan tipis yang tersebar luas sehingga menutupi langit secara merata.
- Awan Sirrus, merupakan awan halus berserat seperti bulu ayam dan tidak menimbulkan hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar