Pada halaman ini akan dibahas mengenai Tenaga Eksogen : Pengertian dan Klasifikasi Macam Jenisnya. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
A. PENGERTIAN TENAGA EKSOGEN
Tenaga Eksogen adalah tenaga dari luar bumi yang dapat merubah bentuk permukaan bumi hasil bentukan tenaga endogen (tenaga dari dalam bumi). Aktivitas dari tenaga endogen bersamaan dengan tenaga eksogen inilah yang membuat terbentuknya relief permukaan bumi, ada yang permukaannya tinggi (contohnya gunung), adapula yang permukaannya rendah (laut). Perubahan yang dilakukan oleh tenaga eksogen terhadap permukaan bumi disebut geomorfi. Berdasarkan hasil bentukannya, terdapat 2 jenis gemorfi, yaitu :
- Geomorfi Degradasi, merupakan suatu proses perubahan relief permukaan bumi yang ditandai dengan turunnya ketinggian dari permukaan tersebut. Contohnya adalah terkikisnya bukit oleh agin atau air.
- Geomorfi Agregasi, merupakan proses perubahan relief permukaan bumi yang ditandai dengan naiknya (bertambahnya ketinggian) suatu permukaan bumi. Contohnya adalah pengendapan (sedimentasi) yang terjadi di dasar sungai.
Ada beberapa sumber dari tenaga eksogen, tiga sumber serta materialnya adalah :
- Atmosfer, perubahan suhu atau temperatur.
- Air, gerakan air, hujan, hempasan gelombang laut, dll.
- Aktivitas Makhluk Hidup (Hewan Tumbuhan dan Manusia)
B. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS TENAGA EKSOGEN
1. Pelapukan
Pelapukan adalah proses perusakan kulit bumi yang dapat disebabkan baik secara fisis, kimia, maupun biologi. Proses perusakan yang terjadi dapat berupa alterasi (perubahan Komposisi material) dan fragsinasi (pemisahan kristal dari larutan magma) batuan ataupun material lainnya diatas atau dekat permukaan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cuaca dan iklim, perubahan suhu, terpapar unsur kimia yang terlarut dalam air hujan, serta ulah manusia. Proses pelapukan berpengaruh pada komposis tanah dan asal terbentuknya batuan sedimen di dalam tanah. Selain itu, Proses pelapukan menyebabkan material yang semula besar menjadi bagian bagian yang lebih kecil.
PELAPUKAN |
Secara Garis Besar Pelapukan dapat dibagi menjadi 3 macam (berdasarkan Agennya)
a. Pelapukan Secara Fisik (Mekanis)
Pelapukan secara fisik maksudnya adalah perubahan yang terjadi melibatkan bentuk luar atau pergerakan dari material tersebut. Pada pelapukan fisik, suatu material hancur menjadi bagian yang lebih kecil tanpa mengubah komponen atau susuanan kimia pada material tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi pelapukan secara mekanik antara lain adalah :
- Perubahan Suhu
- Berkurangnya tekanan
- Pembekuan
- Pengkristalan
b. Pelapukan Secara Kimia
Sesuai dengan namanya, pelapukan kimiawi terjadi karena adanya perubahan komposisi kimia dari material yang terlibat. Perubahan ini akan memancing reaksi kimia antara zat kimia baru dengan zat kimia yang telah ada. Terkadang reaksi ini juga melibatkan unsur-unsur di atmosfer atau mineral pada kerak bumi. Akibat terjadinya reaksi ini, pelapukan pada material tersebut dapat terjadi sehingga menghasilkan pelapukan.
c. Pelapukan Secara biologi
Pelapukan secara biologi juga sering disebut dengan istilah “Pelapukan Organik”. Pelapukan ini biasanya disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup yang menyebabkan hancurnya material menjadi komponen yang lebih kecil. Pelapukan ini dapat terjadi secara fisik ataupun secara kimia. Biasanya yang secara fisik disebabkan oleh makhluk hidup besar seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Sedangkan yang secara kimiawi disebabkan oleh makhluk hidup kecil seperti bakteri atau komponen yang disekresikan oleh tubuh makhluk hidup besar.
2. Erosi (Pengikisan)
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dll) akibat transportasi angin, air, es, hujan, pengaruh gravitasi atau akibat aktivitas makhluk hidup. Proses erosi dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah dan daya dukung tanah. Erosi sebenarnya merupakan sebuah proses alami dan baik bagi ekosistem, tetapi kebanyakan kejadian erosi diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata kelola lahan yang bukuk, pengagundulan hutan dan aktivitas merugikan lain.
Berdasarkan penyebabnya ada beberapa jenis Erosi, yaitu :
a. Erosi Oleh Air (Ablasi)
Ablasi merupakan erosi yang disebabkan oleh air mengalir. Gesekan antara aliran air dengan tanah merupakan penyebab utama terjadinya ablasi. Semakin besar kecepatan dan jumlah air maka akan semakin cepat terkikisnya tanah atau batuan di dasar lahan (sungai). Apabila gesekan terjadi terus-menerus, maka akan menimbulkan perubahan bentuk pada lahan tadi.
b. Erosi Oleh Angin (Deflasi)
Deflasi merupakan pengikisan yang terjadi oleh angin, proses ini banyak ditemukan di daerah gurun dan pada tempat dengan tiupan angin kencang disertai pasir. Deflasi akan menghasilkan hasil pengikisan batuan yang berbentuk seperti jamur. Prisip dasar dari erosi jenis ini sama dengan erosi oleh air, yaitu disebabkan karena gesekan pergerakan angin dengan objek padatan tertentu.
c. Erosi oleh Es (Eksarasi)
Eksarasi adalah erosi yang disebabkan oleh gletser atau es. Eksarasi hanya terjadi pada daerah yang mempunyai musim salju atau daerah pegunungan tinggi. Gletser atau es akan membentuk cairan kental yang bergerak, pergerakannya ini akan mengikis bagian kanan dan kiri lembah gunung. Batuan yang dilaluinya akan tergores kemudian terkikis oleh gletser.
4. Erosi oleh Gelombang Laut (Abrasi)
Abrasi adalah erosi yang disebabkan oleh air laut. Tinggi rendahnya erosi oleh air laut dipengaruhi besar kecilnya kekuatan gelombang laut.
5. Korosi
Korosi merupakan jenis erosi yang hampir mirip dengan deflasi, karena juga disebabkan oleh media angin. Perbedaannya terletak pada jenis partikel yang dibawa angin tersebut. Deflasi terjadi karena kekuatan angin tanpa melibatkan partikel di dalamnya, sedangkan korosi terjadi karena angin membawa butiran pasir atau butrian batuan.
3. Sedimentasi (Pengendapan)
Sedimentasi adalah proses pengendapan material batuan secara gravitasi yang dapat terjadi di daratan, zona transisi (garis pantai) atau di dasar laut karena diangkut dengan media angin, air maupun es. Pada saat pengikisan batuan hasil pelapukan terjadi, materialnya terangkut oleh angin maupun air sehingga ketika kekuatan dari pengangkutan material batuan berkurang maka batuan akan diendapkan di daerah alirannya. Tidak hanya angin maupun air, gletser juga termasuk kedalam media pengangkutannya. Walupun pergerakan pengangkutan oleh gletser sangat lambat, tetapi daya pengangkutannya sangat besar. Pengendapan yang terjadi didasar laut atau di danau mengakibatkan dasar laut menjadi dangkal.
Berdasarkan penyebabnya, sedimentasi (Pengendapan) ini juga dapat dibagi lagi menjadi :
a. Sedimentasi Fluvial
Sedimen Fluvial yaitu proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Tempat–tempat pengendapannya antara lain di dasar sungai, danau, atau muara sungai. Sumber utama dari material yang menjadi endapan fluvial adalah pecahan dari batuan yang lapuk. Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air.
b. Sedimentasi marine
Sedimentasi Marine yaitu proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat disepanjang pantai. Berdasarkan ukuran butirannya, sedimentasi marine dapat berkisar dari sedimen berukuran butir lempung sampai gravel. Suplai muatan sedimen yang sangat tinggi yang menyebabkan sedimentasi itu hanya dapat berasal dari daratan yang dibawa ke laut melalui aliran sungai atau bisa saja pasir pantai oleh ombak.
c. Sedimentasi Aeolis atau aeris
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Hembusan angin juga bisa mengangkut material debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. Peristiwa ini disebut dengan disintegrasi yang prosesnya dapat fisik atau kimia. Sebagai akibat proses tersebut adalah terbentuknya butiran tanah dengan berbagai macam sifat yang berbeda, tergantung dari keadaan iklim, topografi, jenis batuan, waktu dan organisme.
d. Sedimentasi Glasial
Sedimentasi hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimentasi glasial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah.
4. Pergerakan Tanah Atau Pergerakan Batu (Mass Wasting)
Pergerakan tanah atau batu ini adalah pemindahan dan atau penghancuran massa batuan atau tanah secara besar-besaran ke tempat yang lebih rendah dari tempat asalnya. Batuan atau tanah yang pecah menuju ke daerah yang lebih rendah karena disebabkan oleh gaya gravitasi.
Berdasarkan Besar dan kecepatan tanah atau batuan yang bergerak, maka mass wasting dapat dibagi menjadi :
1. Pergerakan Lambat (Rayapan)
Pergerakan lambat atau rayapan ini merupakan pergerakan tanah atau batuan dengan massa yang kecil dan lambat. Batuan yang turun biasanya maenuruni lereng secara perlahan sehingga pada baeberapa kasus sedikit sulit untuk diamati.
2. Pergerakan Cepat
Pergerakan cepat merupakan pergerakan puing batuan yang biasanya mengandung cat cair sehingga kecepatannya lebih tinggi. Contohnya adalah aliran lumpur.
3. Landslide
Landslide merupakan gerakan massa batuan besar yanga terjadi secara cepat. Biasanya material dari landslide ini jatuh secara vertikel. Dalam bahasa Indonesia, Landslide disebut juga dengan longsor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar