Pada halaman ini akan dibahas mengenai Tenaga Endogen : Pengertian, Proses, Jenis. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
A. PENGERTIAN TENAGA ENDOGEN
Tenaga Endogen merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada permukaan bumi. Tenaga endogen ini biasanya menyebabkan terbentuknya komponen baru pada permukaan bumi, contohnya pemadatan magma yang akan membentuk batuan. Permukaan bumi yang dibentuk oleh tenaga endogen bisa saja berubah lagi akibat aktivitas tenaga eksogen (tenaga dari luar bumi). Aktivitas dari tenaga endogen bersamaan dengan tenaga eksogen inilah yang membuat terbentuknya relief permukaan bumi, ada yang permukaannya tinggi (contohnya gunung), adapula yang permukaannya rendah (laut).
B. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS TENAGA ENDOGEN
Berdasarkan prosesnya tedapat beberapa jenis tenaga endogen, yaitu :
1. Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya magma (lelehan panas bebatuan) dari litosfer (lapisan dibawah permukaan bumi) ke permukaan bumi. Magma yang mampu mencapai permukaan bumi disebut lava. Magma mampu meraih permukaan bumi karena suhu yang tinggi dan adanya sejumlah gas yang mampu mendorong magma untuk bergerak naik.
VULKANISME |
Ada dua macam gerakan magma yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu :
- Intrusi Magma, merupakan aktivitas magma yang menerobos melalui celah, retakan, atau patahan yang terbentuk di lapisan atas dapur magma namun tidak sampai menembus permukaan bumi.
- Ekstrusi Magma, merupakan aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi bisa menyebabkan terjadinya erupsi (meletusnya gunung api).
Vulkanisme dapat terjadi di beberapa zona (tempat), antara lain :
a. Vulkanisme pada Zona Divergen
Zona divergen merupakan gunung api yang muncul di jalur rengkahan antar lempeng kerak bumi. Magma berasal dari lapisan astenosfer (lapisan yang terletak di bawah litosfer dan di atas mantel atas bumi) yang cair dan keluar ke permukaan bumi.melalui rengkahan tersebut. Magma sangat cair, bersuhu tinggi dan keluar secara meleleh tanpa letusan dahsyat.
b. Vulkanisme pada Zona Konvergen
Zona konvergen adalah gunung-gunung api yang muncul di jalur pertemuan dua lempeng kerak bumi. Magma terbentuk dari hasil pencairan endapan laut yang berasal dari darat ketika subduksi (menyusup) ke bawah lempeng daratan atau benua. Endapan yang mencair bertambah volumenya sehingga mendesak mencari jalan keluar melalui retakan-retakan yang terdapat di atasnya. Di zona konvergen ini, terjadilah letusan dahsyat yang menyemburkan campuran magma cair kental (efusiva), magma padat (eflata), dan gas (ekshalasi).
c. Vulkanisme pada Zona Tengah
Zona tengah adalah gunung api yang muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa ada retakan. Magma berasal dari mencairnya astenosfer dan kerak bumi di bagian bawah karena penumpukan mineral radioaktif. Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi tipis dan mudah ditembusi oleh magma yang terbentuk. Magma yang terbentuk meleleh tanpa adanya letusan yang dahsyat.
2. Tektonisme
Tektonisme merupakan aktivitas dari dalam bumi yang mengakibatkan terjadinya perubahan letak (dislokasi) atau perubahan bentuk (deformasi) pada permukaan bumi tanpa dipengaruhi oleh aktivitas magma. Tektonisme dapat berupa pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan patahan pada struktur tanah di suatu wilayah.
a. Gerak Epirogenetik (Epirogenesa)
Epirogenetik merupakan pergerakan atau pergeseran dari kulit / lapisan bumi yang berlangsung lambat yang disebabkan oleh tenaga dalam bumi. Gerak epirogenetik biasanya terjadi secara vertikal (ke atas atau ke bawah) berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi area yang sangat luas. Gerakan ini sering juga disebut dengan gerakan pembentuk benua. Gerak epirogenetik dapat dibagi menjadi dua jenis :
- Gerak Epirogenetik (Epirogenesa) Positif, merupakan gerak vertikal ke bawah yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi. Gerakan ini membuat permukaan air laut terlihat lebih tinggi dan daratan menjadi lebih rendah.
- Gerak Epirogenetik (Epirogenesa) Negatif, merupakan gerak vertikal ke atas yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi. Gerakan ini akan membuat permukaan air laut terlihat lebih rendah dan daratan terlihat lebih tinggi.
b. Gerak Orogenetik (Orogenesa)
Gerak orogenetik merupakan pergerakan lempeng yang berlangsung sangat cepat dan meliputi area yang lebih sempit dibandingkan gerakan epirogenetik. Gerakan ini biasanya terjadi karena adanya tekanan dari tenaga tektonik pada batuan yang elastis (lentur). Gerak Orogenetik dapat saja berlangsung sampai kelenturan batuan tersebut mencapai batas maksimalnya sehingga batuan tadi pecah. Gerakan Orogenetik ini dapat menghasilkan dua jenis struktur permukaan baru, yaitu :
- Lipatan (Folded), Lipatan terbentuk karena elastisitas (kelenturan) dari batuan yang terlibat lebih besar daripada tenaga endogen yang menekannya (baik itu secara horizontal atau vertikal) sehingga tidak maembuat batuan tersebut patah. Bagian lipatan yang menurun disebut dengan sinklinal, sedangkan bagian lipatan yang meninggi (terangkat) disebut dengan antiklinal. Hasil dari lipatan ini biasanya akan membentuk relief permukaan bumi berupa pegunungan.
- Patahan (Fault), Patahan terbentuk karena tenaga tektonik menekan (baik secara horizontal atau vertikal) batuan elastis yang terlibat sampai mencapai batas maksimum keelastisannya sehingga menyebabkan batuan tersebut pecah, retak atau patah.
3. Seisme (Gempa)
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Besarnya kekuatan gempa bumi diukur dengan alat pencatat gempa yang disebut dengan seismograf. Seismograf mengukur kekuatan gempa yang terjadi dengan mencatat semua getaran gempa dan cepat rambat gempa.
a. Penyebab Gempa Bumi
Umumnya gempa bumi disebabkan pelepasan energi yang dihasilkan tekanan oleh lempeng bumi yang bergerak. Semakin lama tekanan tersebut membesar dan mencapai keadaan dimana keadaan tersebut tidak dapat tertahan lagi oleh pinggiran lempengan. Saat itulah gempa bumi terjadi.
b. Proses Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi karena batuan di kerak bumi mengalami tekanan dahsyat oleh pergerakan lempeng yang menjadi landasan benua. Seringnya terjadi karena dua lempengan di kerak bumi bergesekan. Pada saat dua lempeng bergesekan menghasilkan gelombang kejut yang kita rasakan sebagai gempa bumi.
Terjadinya Gempa bumi ini dapat membuat adanya pembentukan komponen baru dan perubahan pada bagian permuakan bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar