Tampilkan postingan dengan label Siklus Akuntansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Siklus Akuntansi. Tampilkan semua postingan
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus akuntansi perusahaan jasa sebenarnya sama saja dengan siklus akuntansi pada perusahaan dagang, yang membedakan adalah jenis usahanya.

Dimana perusahaan jasa ini bergerak dalam menjual "jasa", tidak berupa barang.

Jika pada perusahaan dagang ada akun persediaan barang, maka pada perusahaan jasa tidak akan pernah dijumpai persediaan barang karena memang perusahaan jasa tidak pernah memiliki persediaan barang untuk dijual.

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

siklus akuntansi perusahaan jasa
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Pengumpulan bukti transaksi. ini adalah siklus pertama dari sebuah siklus akuntansi, namun kali ini kita lewati saja.

Siklus Akuntansi 1 : Penjurnalan

Setelah bukti bukti transaksi selesai dinilai, pada siklus penjurnalan ini adalah menjurnal atau bahasa lainnya mencatat nilai transaksi yang terdapat pada bukti bukti yang dikumpulkan tersebut kedalam buku catatan transaksi.

Proses ini seringkali disebut dengan kegiatan menjurnal.

Siklus Akuntansi 2 : Buku Besar

Penyusunan buku besar merupakan sebuah proses dari pengklasifikasian atau pengelompokan terhadap nilai nominal pos akun masing masin supaya bisa mengetahui saldo dari masing masing akun.

Siklus Akuntansi 3 : Neraca Percobaan

Neraca percobaan biasanya disusun ketika hendak penutupan buku.

Neraca percobaan dilakukan untuk melihat input data yang ada pada jurnal umum ke buku besar sudah sesuai dan benar dengan menyusun neraca saldonya. Posisi debit dan kredit haruslah seimbang.

Siklus Akuntansi 4 : Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian merupakan kegiatan penyesuaian antara saldo pada akun dengan perhitungan fisik yang ada.

Siklus Akuntansi 5 : Neraca Lajur

Neraca lajur atau neraca percobaan setelah penyesuaian dilakukan jika saldo masih belum seimbang, pada langkah neraca percobaan diulang lagi dan langkah jurnal penyesuaian juga harus diulang lagi hingga kondisinya menjadi seimbang.

Siklus Akuntansi 6 : Laporan Keuangan

Siklus akuntansi selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan yang berupa neraca, laporan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas.

Siklus Akuntansi 7 : Jurnal Penutup

Siklus akuntansi perusahaan jasa berikutnya adalah membuat jurnal penutup, jurnal penutup ini dilakkan kepada beberapa pos akun yang berpengaruh terhadap laporan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas.

Pos pos yang ditutup adalah seluruh pendapatan, beban, penarikan ekuitas (prive) dan laba rugi.

Siklus Akuntansi 8 : Jurnal Pembalik

Jurnal pembalik merupakan siklus akuntansi proses terakhir.

Jurnal pembalik dilakukan untuk menutup beberapa post akun yang sudah ditutup sebelumnya, semisal pembayaran sewa dibayar dimuka dan yang lainnya

Siklus Akuntansi 9 : Neraca Awal atau Neraca Akhir

Penyusunan neraca awal atau neracas akhir, neraca awal disusun berdasarkan neraca akhir periode tahun sebelumnya

Laporan Laba Rugi dan Contoh

Laporan Laba Rugi dan Contoh

LAPORAN LABA RUGI | Income Statement 

Laporan Laba Rugi merupakan bagian dari suatu laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi yang menyajikan seluruh unsur pendapatan dan beban perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan kondisi laba bersih atau rugi bersih.

Laporan laba rugi (profit and lost statement) yang disusun oleh perusahaan memiliki struktur yang terdiri atas pendapatan pada periode berjalan dan seluruh beban perusahaan.

Baik itu beban usaha ataupun beban diluar usaha perusahaan pada periode berjalan.

Umumnya, laporan laba rugi memiliki unsur seperti dibawah ini:

Pendapatan atas penjualan
        Dikurangi oleh beban pokok penjualan

Laba - rugi kotor
        Dikurangi oleh beban usaha

Laba - rugi usaha
       Dikurangi atau ditambah penghasilan / beban lain

Laba - rugi sebelum pajak
       Dikurangi oleh beban pajak

Laba - rugi bersih (net profit or loss)

Langkah - Langkah Penyusunan Laporan Laba Rugi Perusahaan

Laporan laba/rugi didalam rangkaian suatu siklus akuntansi disusun setelah tersusunnya neraca saldo dan adjustment entry (jurnal penyusuaian) atau setelah neraca lajur disusun.

Pertanyaan:
          Mengapa laporan laba rugi harus disusun setelah neraca saldo ?

Ini dikarenakan sumber didalam penyusunan laporan laba/rugi berasal dari kolom laba/rugi yang ada pada neraca saldo (kertas kerja).

Didalam penyusunan laporan laba/rugi perusahaan kita membutuhkan mengutip seluruh saldo rekening pendapatan dan beban didalam kolom laba/rugi yang ada pada neraca saldo.

Format Laporan Laba Rugi

Format laporan laba rugi umumnya :

Pada bagian header laporan laba rugi ditulis identitas perusahaan, jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi) dan periode tahun laporan

Kemudian tepat dibawahnya termuat komponen komponen utama laporan laba rugi, yakni
  • Total pendapatan
  • Total beban
  • Laba atau rugi 
    Ketiga komponen ini adalah intisari dari laporan laba rugi perusahaan.

    Komponen total pendapatan dan total beban diperoleh dari neraca saldo (kertas kerja) pada kolom laba/rugi.

    Sedangkan komponen laba atau rugi adalah selisih dari total pendapatan dan total beban.

    Apabila pendapatan lebih besar dari beban, maka diakui sebagai laba.

    Dan sebaliknya apabila pendapatan ternyata lebih kecil daripada total beban maka diakui sebagai rugi.

    Contoh Laporan Laba Rugi

    Berikut ini contoh sederhana dari laporan laba rugi perusahaan :

    klik gambar untuk memperbesar
    Contoh Laporan Laba Rugi
    sumbar kami sadur dari zahir accounting

    Adapun penyusunan laporan laba rugi perusahaan memiliki tujuan seperti berikut:
    • Untuk mengetahui besar kecilnya pajak yang akan ditanggung
    • Untuk mengevaluasi serta menge-check histori dari perolehan laba dari waktu ke waktu
    • Mengecek efektivitas dan efisiensi usaha berdasar pada nilai biaya usaha
    Contoh Jurnal Penyesuaian

    Contoh Jurnal Penyesuaian

    Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang diperlukan untuk menyesuaikan seluruh catatan dengan keadaan (fakta) yang sesungguhnya di akhir periode.

    Tujuan dan fungsi jurnal penyesuaian adalah supaya perkiraan nominal dan perkiraan riil bisa menunjukkan besar kecilnya harga, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban yang sesungguhnya dan yang seharusnya diakui di akhir periode.

    Jurnal penyesuaian dibuat berdasarkan pada data di neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode.

    Tidak seluruh pos yang ada pada neraca saldo perlu jurnal penyesuaian.

    Ayat Jurnal Penyesuaian | Adjustment Entry

    jurnal penyesuaian
    Jurnal Penyesuaian

    Diperlukan adanya ayat jurnal penyesuaian (Adjustment Entry) jika terjadi kesalahan dalam menerapkan sebuah perlakuan akuntansi, dan diketahui dalam tahun atau periode buku yang sama.
    1. Transaksi diakui terlalu kecil atau terlalu kecil
    2. Pengakuan yang terlalu awal (dini) atau terlalu akhir (dibelakang)
    3. Penerapan metode penyusutan aset tetap yang tidak sesuai
    Jurnal penyesuaian dilakukan sebelum penutupan buku, prosedur-nya:
    1. Menyiapkan bukti transaksi yang butuh disesuaikan 
    2. Print Out buku besar dan detail transaksi yang mengandung transaksi yang perlu disesuaikan
    3. Teliti mengapa diperlukan penyesuaian dan kenapa bisa terjadi
    4. Menentukan besarnya nominal transaksi yang harusnya terjadi, dan kemudian dibandingkan dengan jurnal yang pernah dicatat. Maka akan didapat selisih-nya
    5. Menyiapkan daftar jurnal penyesuaian yang nantinya akan di rekomendasikan
    6. Melakukan Jurnal Penyesuaian setelah disetujui oleh financial controller atau atasan yang lain.

    Contoh dan Cara Jurnal Penyesuaian

    Debit perkiraan yang diakui terlalu kecil dan kredit lawan rekeningnya sebesar nominal selisihnya.

    Misalnya :

    Pembelian bahan baku Rp 1.000.000 diakui terlalu besar.

    Jurnal penyesuaian :

    Jurnal Penyesuaian Bahan Baku

    Contoh lagi. Piutang pada vendor C Rp 1.500.000 diakui terlalu rendah/kecil

    Jurnal penyesuaian nya:

    Jurnal Penyesuaian Piutang Dagang

    … Dan sebagai-nya.

    Khusus untuk masalah 'waktu pengakuan' yang tidak sesuai. Baik itu terlalu dini atau terlalu akhir diakui, penanganan dalam masalah “waktu pengakuan” (tanggal) yang salah tergantung kebijakan dari manajemen masing masing perusahaan.

    Apabila kesalahan “waktu pengakuan” atau salah tanggal terjadi "tanggal pisah batas" (tidak melewati cut off date) periode laporan, maka masalah tersebut bukanlah permasalahan yang serius.

    Tapi khusus akun/rekening UTANG atau pun PIUTANG, persoalan tanggal adalah serius !

    Karena bisa berpengaruh terhadap potongan harga (discount) yang seharusnya diterima atau diberikan.

    Jadi semestinya tetap dilakukan jurnal penyesuaian.

    Contoh Soal Persamaan Dasar Akuntansi

    Contoh Soal Persamaan Dasar Akuntansi

    Persamaan Dasar Akuntansi - Pemahaman mengenai prinsip pembukuan dan akuntansi menjadi sangat penting bagi siapapun yang tertarik untuk berkecimpung atau berkarir dalam bidang akuntansi dan keuangan.

    Termasuk juga para pelaku bisnis.

    Salah satu tujuan dari akuntansi tidak lain adalah untuk memberi informasi tentang posisi keuangan suatu bisnis atau usaha.

    Informasi tentang posisi keuangan ini sangat diperlukan oleh pemilik bisnis, manajer, kreditor, dan juga termasuk pemerintah melalui dirjen pajak, bea cukai atau lembaga yang lain yang berkepentingan.

    Seseorang yang melaksanakan kegiatan pencatatan transaksi yang terjadi di dalam suatu usaha disebut dengan pegawai akunting atau pegawai pembukuan, atau kadang bookeeper.

    Sedangkan untuk proses meng-klasifikasi-kan, meringkas transaksi yang terjadi dan menafsirkan efek yang ditimbulkan umumnya dilakukan oleh seorang akuntan.

    Jadi dapat dikatakan, proses pencatatan transaksi dijalankan oleh pegawai pembukuan, dan sedangkan pekerjaan interpretasinya dilakukan oleh seorang akuntan.

    Persamaan Dasar Akuntansi dan Elemen Dasar Posisi Keuangan

    Posisi atau kondisi keuangan perusahaan - dalam akuntansi umumnya disebut neraca - ditunjukan dengan sebuah formula atau rumus yang disebut dengan : " Persamaan Dasar Akuntansi ".

    Rumus dasar ini merupakan hubungan saling keterkaitan antara:
         
            Aktiva (Asset) dengan Kewajiban/Hutang (Liability) dan Modal (Capital)

    persamaan dasar akuntansi
    Persamaan Dasar Akuntansi

    Aset (Asset) 

    Aset atau Aktiva merupakan Kekayaan yang dimilikii perusahaan yang ditunjukan dengan nilai uang tertentu.

    Contohnya: cash (kas), inventory (persediaan), building (gedung), dan equipment (peralatan)

    Kewajiban (Liability)

    Jumlah utang kepada lihak luar atau pihak ketiga.

    Contohnya: surat utang, utang obligasi.

    Modal (Capital)

    Kepentingan investor atau pemilik dalam suatu perusahaan yang ditunjukan dengan cara memberikan/menyetor uang atau suatu bentuk kekayaan yang lain.

    Modal biasanya juga disebut dengan ekuitas pemilik (owner equity).

    Ke-3 elemen dasar diatas ini saling terkait satu dengan yang lainnya dalam sebuah hubungan yang disebut dengan persamaan akuntansi.

    Persamaan akuntansi ini menyatakan kesamaan asset di satu sisi dengan klaim para kreditor dan pemilik (owner) pada sisi lainnya.

    Dalam bentuk rumus/formula menjadi :

    Aktiva = Liabilities + Owner Equity
    atau
    Aktiva = Kewajiban (Utang) + Ekuitas Pemilik (Modal)

    Perlu diingat : 

    Persamaan akuntansi, aktiva = kewajiban + ekuitas pemilik harus seimbang jumlahnya setelah setiap terjadi transaksi.

    Misalnya:

    Selama bulan Juli, Bapak Ali, seorang lawyer:
    1. Menginvestasikan uang sebesar Rp 5.000.000 untuk membuka praktik hukumnya.
    2. Membeli beberapa perlengkapan kantor secara kredit kepada vendor A sebesar Rp 500.000
    3. Menerima uang kas (tunai) dengan nominal Rp 2.000.000 dari kliennya.
    4. Membayar Utang dengan mengeluarkan uang kas sebesar Rp 100.000
    5. Melakukan Penarikan uang kas sebesar Rp 500.000 untuk keperluan pribadi.
    Transaksi diatas bisa dianalisa serta dicatat seperti ini:

    Aktiva = Kewajiban + Modal
    Kas
    + 5.000.000
    = Pak Ali, Modal
    + 5.000.000
    Perlengkapan
    + 500.000
    = Utang
    + 500.000
    Kas
    + 2.000.000
    = Pendapatan
    + 2.000.000
    Kas
    - 100
    = Utang
    -100
    Kas
    -500
    = Pak Ali, Modal
    -500

    Berdasarkan contoh soal persamaan dasar akuntansi tersebut bisa kita lihat dengan jelas bahwa untuk setiap transaksi, ada 2 entri yang dibuat.

    Dan pada setiap akhir dari transaksi, persamaan dasar akuntansi tetap berada dalam kondisi yang seimbang (balance).

    Langkah Mudah dalam Penyusunan Siklus Akuntansi

    Langkah Mudah dalam Penyusunan Siklus Akuntansi

    Bagaimana Siklus Akuntansi Itu?

    Siklus Akuntansi - Akuntansi sering diartikan sebagai sebuah seni dalam melakukan pencatatan, pengelompokkan dan pelaporan atas transaksi keuangan.

    Rangkaian pencatatan setahap demi setahap dari setiap transaksi hingga menjadi sebuah laporan keuangan itulah yang dinamakan dengan SIKLUS AKUNTANSI atau biasa juga diistilahkan "pembukuan" atau bookeeping.

    Apakah akuntansi sama dengan pembukuan/bookkeeping ?

    Keduanya berbeda.

    Pembukuan selesai dilakukan hanya sampai pada siklus saja.

    Sementara akuntansi jauh lebih luas dari sekedar pembukuan.

    Akuntansi termasuk pemeriksaan (auditing), penyusunan sistem informasi akuntansi, akuntansi manajemen hingga pada aspek perpajakan.

    Bisa dikatakan pembukuan adalah satu bagian kecil dari akuntansi.

    9 langkah Ini Harus Dilalui Didalam Satu Siklus Akuntansi

    Siklus Akuntansi
    9 langkah siklus akuntansi


    # Langkah 1

    Mengumpulkan dan Menganalisis Data Transaksi

    Siklus akuntansi dimulai dari proses pengumpulan data-data transaksi keuangan yang berbentuk bukti transaksi.

    Umumnya kebanyakan orang awam menyebut dengan istilah ‘nota’ walaupun sebenarnya bukti transaksi tak selalu berbentuk nota. Bisa juga dalam bentuk yang lainnya seperti kuitansi, surat perjanjian, akte, surat pengakuan piutang atau utang dan yang lainnya.

    Berdasarkan bukti transaksi inilah data transaksi keuangan bisa diidentifikasikan.

    Setelah terkumpul, bukti transaksi kemudian dianalisis apakah transaksi yang terjadi tersebut sah atau sesuai untuk diakui atau tidak diakui dan berapa jumlah yang harus diakui.

    Contohnya:

    Pada hari ini PT. Krasak membeli peralatan kantor, dari pembelian peralatan tersebut PT Krasak memperoleh bukti transaksi yaitu berupa nota.

    Selain itu hari ini juga membayar upah tenaga kerja (buruh) dan atas transaksi pembayaran upah itu, para buruh menandatangani kuitansi, dan seterusnya

    Seluruh bukti transaksi tersebut oleh pegawai akuntan dikumpulkan dan kemudian dinilai apakah bukti transaksi yang terjadi tersebut sah atau tidak. Juga menentukan besaran nilai transaksi yang harusnya di akui.

    # Langkah 2

    Mencatat Transaksi | Menjurnal

    Setelah tahap pengumpulan bukti transaksi selesai dan dinilai, langkah berikutnya adalah mencatat atau menjurnal nilai transaksi yang ada pada bukti transaksi dimasukkan ke buku catatan transaksi.

    Proses ini seringkali disebut dengan kegiatan menjurnal.

    Proses menjurnal ini bisa dilakukan setiap kali ada transaksi.

    Bisa juga direkap saat sore atau malam hari.

    Catatan atas transaksi dalam langkah ini dinamakan jurnal umum (general journal).

    Buku yang menampung catatan atas transaksi ini disebut buku jurnal umum.

    # Langkah 3

    Memindahkan Catatan atas Transaksi ke Buku Besar

    Dalam jurnal umum, catatan atas transaksi masih dalam kondisi yang tercampur, berbagai jenis transaksi ditampung kedalam satu catatan.

    Pada langkah ke-3 ini, catatan transaksi tersebut kemudian dipindahkan ke dalam kelompok akun menyesuaikan dengan jenis transaksi.

    Contohnya:

    Jenis transaksi penjualan dipindahkan ke akun penjualan.

    Transaksi pembelian raw material (bahan baku) dimasukkan pada akun persediaan dan utang.

    Transaski pembelian aset dikelompokkan kedalam akun aset tetap, dan seterusnya.

    Kelompok akun (account) ini disebut dengan buku besar (general ledger).

    Pada akun buku besar, satu jenis transaksi dikumpulkan menjadi satu kelompok

    Contohnya akun buku besar penjualan terdiri atas semua transaksi penjualan saja, akun kas terdiri atas transaksi yang hanya berupa kas saja, akun aset tetap terdiri transaksi yang melibatkan aktiva tetap saja.

    Tidak tercampur.

    Pada akhir proses ini, kumpulan dari nilai transaksi nantinya akan membentuk nilai akhir yang biasa disebut dengan “saldo akhir”.

    Saldo akhir ini bisa berupa saldo debit atau saldo kredit, menyesuaikan dengan jenis akunnya
    • Akun kelompok aktiva bersaldo debit.
    • Akun kelompok kewajiban bersaldo kredit
    • Akun kelompok ekuitas bersaldo kredit
    • Akun pendapatan bersaldo kredit
    • Akun beban bersaldo debit
    Notes:

    Didalam akuntansi secara manual proses pemindahan ke buku besar (mungkin) dilakukan tiap ketika menjelang penutupan buku, sehingga saldo akhir buku besar juga baru dapat dilihat.

    Sedangkan didalam pencatatan akuntansi yang sudah terkomputerisasi proses pemindahannya terjadi tiap kali transaksi dimasukan ke dalam software akuntansi dan saldo akhir bisa secara langsung dilihat sesaat setelah posting dilaksanakan.

    # Langkah 4

    Membuat Neraca Percobaan | Trial Balance

    Menyusun neraca percobaan umumnya dilakukan tiap menjelang penutupan buku.

    Apa yang dimaksud neraca percobaan?

    Dan bagaimana cara membuat neraca percobaan?

    Dijaman sekarang, hampir semua perusahaan telah menggunakan sistem double entry yang syaratnya  adalah kondisi yang balance (seimbang).

    Setiap ada penambahan pada suatu akun akan selalu disertai pengurangan oleh akun yang lainnya. Begitu juga sebaliknya.

    Sebagai implementasi, setiap transaksi dicatat pada dua atau lebih jenis akun sekaligus.

    Contoh: PT krasak membeli peralatan kantor seharga Rp 1.000.000 dari transaksi tersebut dicatat menggunakan sistem double entry,

    Jurnalnya jadi seperti ini:

    Debit | Peralatan Kantor 1.000.000
    Kredit |
    Kas
    1.000.000

    Notes:

    Atas transaksi pembelian tersebut, membuat nilai aset peralatan kantor bertambah senilai Rp 1.000.000 dan di sisi yang lain akun kas berkurang dengan nominal yang sama, sehingga terjadi kondisi yang seimbang.

    Jadi, setelah seluruh transaksi terkumpul dan terakumulasi dalam buku besar, penggunaan sistem double entry membuat nilai atau nominal jenis akun yang bersaldo di debit akan selalu sama dengan jenis akun yang bersaldo kredit

    Proses dalam pembuatan neraca percobaan dalam langkah ini dimaksudkan untuk melaksanakan percobaan, memastikan nilai jenis akun yang bersaldo debit sama dengan akun yang bersaldo di kredit (seimbang).

    Konkritnya, saldo saldo pada akhir akun bersaldo di debit dijumlahkan dan saldo akun yang negatif juga dijumlahkan kemudian diperbandingkan, apabila jumlahnya sama berarti seimbang (sudah benar).

    Lalu bagaimana bila jumlahnya tidak sama ?

    yang harus dilakukan adalah "Disilidiki".

    Cari tahu mengapa jumlahnya tidak sama.

    Dimana letak perbedaan angkanya ?

    Yang jelas, apabila tidak sama pastilah ada ketidaksesuaian dalam pencatatan (penjurnalan).

    # Langkah 5

    Menyusun (Jurnal) Penyesuaian

    Ada beberapa kemungkinan penyebab atas terjadinya suatu ketidaksesuaian yang membuat jumlah nilai akun yang bersaldo debit dengan akun yang bersaldo kredit menjadi tidak seimbang)
    • Adanya sejumlah transaksi yang masih belum atau tidak dicatat
    • Adanya kesalahan perhitungan, transaksi dicatat dengan nilai yang terlalu besar atau tercatat terlalu kecil.
    • Ada transaksi yang tidak dapat diakui sekaligus sebagai akibat dari penerapan sistem akrual.
    Contohnya :

    Atas pembelian aset tetap tidak dapat dibebankan sebagai biaya sekaligus, namun dialokasikan pembebanannya secara bertahap melalui penyusutan aset tetap.

    Atas pendapatan yang diterima dimuka tidak dapat diakui sekaligus saat diterima, namun harus dialokasikan secara bertahap pada periode berikutnya.

    Atas beban sewa, beban bunga, pendapatan bunga, pendapatan sewa, dan yang lainnya.

    Untuk seluruh penyebab tersebut, perlu disusun jurnal penyesuaian supaya kesimbangan bisa tercapai untuk jurnal penyesuaian sudah saya tulis sebelumnya.

    Silahkan anda bisa baca di Jurnal Penyesuaian.

    Setelah jurnal penyesuaian disusun, proses kemudian dilanjutkan ke langkah selanjutnya.

    # Langkah 6

    Menyusun Neraca Percobaan Setelah Penyesuaian | Adjusted Trial Balance

    Langkah ke-4 diulangi sekali lagi.

    Apabila masih saja belum seimbang, maka langkah ke-5 juga harus dulangi.

    Ke-2 langkah ini akan terus diulang hingga kondisi seimbang tercapai.

    # Langkah 7

    Menyusun Laporan Keuangan | Financial Statements

    Setelah kesimbangan tadi tercapai, maka laporan keuangan (financial statement) sudah bisa disusun.

    Laporan keuangan merupakan salah satu produk yang paling utama dari proses akuntansi.

    Laporan keuangan terdiri atas 4 jenis laporan antara lain:
    • Income Statemen / Profit or Loss Statement (laporan laba rugi)
    • Balance Sheet (neraca)
    • Cash Flow Statement (laporan arus kas)
    • Equity Statement (laporan perubahan ekuitas) 

    # Langkah 8

    Melakukan Penutupan Buku (Closing The Book)

    Pendapatan dan beban terakumulasi serta dilaporkan untuk periode tertentu (biasanya bulanan, kuartalan atau tahunan).

    Kalau bank sepertinya mungkin melaksanakannya setiap hari.

    Supaya ke-2 jenis akun ini tidak tercampur dengan periode selanjutnya, maka diperlukan penutupan akun sehingga saldo menjadi nol pada tiap akhir periode.

    Selisih antara beban dengan pendapatan akan menghasilkan jumlah nilai tertentu.

    Nah, Nilai itulah yang kita sebut sebagai laba atau rugi.

    Laba terjadi apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar dibandingkan beban yang dikeluarkan, sedangkan rugi sebaliknya.

    Penutupan dilakukan dengan cara memasukan jurnal pembalik.

    Pendapatan yang umumnya dijurnal pada sisi kredit, pada proses kali ni ditempatkan pada sisi debit, dan beban yang biasanya ada pada sisi debit, pada proses kali ini ditempatkan pada sisi kredit.

    Sehingga akun pendapatan dan beban akan menjadi 0 (nol)

    Nilai selisih (laba atau rugi) dipindah ke neraca, yaitu akun laba peride sekarang (Current Earning) yang nanti akan menambah akun laba ditahan (Retained Earning).

    Notes:

    Khusus jurnal pembalik yang untuk menutup pendapatan dan beban juga disebut sebagai jurnal penutup (closing jurnal).

    Setelah langkah langkah ini dilakukan, maka akun pendapatan dan beban akan bernilai 0 (nol).

    Akun yang masih mempunyai nilai saldo hanya akun yang masuk didalam golongan neraca saja (aktiva dan pasiva).

    Nilai saldo akun kelompok neraca terus dijumlah/diakumulasi dan dilanjutkan pada periode berikutnya.

    # Langkah 9

    Membuat Penyesuaian Kembali Pasca Penutupan

    Langkah ke 9 atau yang terakhir dalam siklus akuntansi ini dilaksanakan untuk dua tujuan, yaitu :
    • Memastikan seluruh kelompok akun pendapatan dan beban telah ditutup
    • Memastikan seluruh saldo dalam akun kelompok neraca telah dalam kondisi yang seimbang dan siap menjadi saldo awal pada pembukaan buku di periode selanjutnya.
    Baca juga: Jurnal Pembalik

    Itulah 9 langkah yang harus dilewati dalam suatu proses akuntansi, yang seringkali disebut dengan pembukuan (bookkeeping).

    Rangkaian langkah tersebut merupakan satu siklus akuntansi (accounting cycle) dan terus akan berulang pada periode peride selanjutnya sepanjang perusahaan masih tetap beroperasi.

    Kelihatannya tidak terlalu sulit ?

    Kenyataannya sebenarnya tidak segampang itu.

    Bisa semakin rumit permasalahannya ketika menangani transaksi dalam bidang usaha yang berbeda-beda. Industri pertambangan dan manufaktur, retail ataupun perusahaan jasa masing masing mempunyai permasalahan tersendiri dan standar perlakuan yang juga berbeda.

    Anda memiliki pertanyaan ataupun sebuah koreksi ?

    Silahkan tinggalkan komentar di kolom dibawah ini.
    Saya berharap tulisan ini bisa memberi gambaran sederhana secara jelas mengenai siklus akuntansi.

    Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

    Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

    Siklus Akuntansi dalam Perusahaan Dagang

    Siklus akuntansi perusahaan merupakan suatu proses membuat laporan keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

    Biasanya siklus akuntansi berawal dari transaksi hingga pada pembuatan laporan keuangan perusahaan yang kemudian dilanjutkan dengan adanya saldo yang dtutup dengan closing entry (jurnal penutup) atau sampai pada jurnal pembalik.

    Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan utama bisnisnya adalah membeli barang dari supplier atau pemasok lalu menjual lagi ke konsumen dengan tanpa mengubah wujud barang dagangnya.

    Misalnya toko kelontong, supermarket, minimarket dan yang lainnya.

    Jenis usaha tersebut baik toko kelontong sederhana dan minimarket modern membeli stok barang kebutuhan sehari hari dari suplier dan kemudian menjual lagi ke konsumen.

    Pada dasarnya, siklus akuntansi pada perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi pada perusahaan jasa.

    Baik perusahaan dagang ataupun perusahaan jasa, seluruh transaksi yang dilakukan harus dicatat kedalam jurnal lalu kemudian secara periodik dibukukan atau dikelompokkan kedalam rekening akun di buku besar.

    Dan pada akhir periode akuntansi, seluruh saldo dari semua rekening akun dihitung serta dicantumkan kedalam neraca lajur yang digunakan sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan.

    Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga dilakukan dalam perusahaan dagang, begitupun dengan pembuatan neraca saldo setelah tutup buku perlu dilaksanakan sebagai tahap terakhir dalam siklus akuntansi.

    Siklus Akuntansi

    siklus akuntansi perusahaan dagang


    Gambar yang terlihat di atas menerangkan siklus akuntansi secara umum.

    1 # Transaksi

    Siklus akuntansi diawali dari transaksi yang diidentifikasi.

    Apa saja akun yang terlibat atas transaksi yang terjadi diidentifikasi dan dicatat.

    Misalnya, dalam perusahaan dagang, dalam transaksi penjualan barang dagang, sebagai penjual kita telah menyerahkan barang dagang serte sudah memperoleh uang atas pembayaran dari pembeli.

    Maka transaksi seperti ini bisa kita identifikasikan sebagai transaksi penjualan secara tunai.

    2 # Jurnal

    Kemudian kita jurnal transaksi tersebut seperti ini:

    Debit | Kas Rp xxx
    Kredit | Penjualan Rp xxx

    3 # Posting ke Buku Besar

    Tahap berikutnya adalah memposting ke buku besar.

    Kita proses pemindahan rekening akun yang telah kita jurnal ke masing masing buku besar.

    4 # Neraca Saldo

    Lalu tahap selanjutnya menyusun neraca saldo yang berisikan daftar akun akun yang digunakan beserta nilai nominal saldonya.

    Hal ini berfungsi untuk membuktikan bahwa sisi debit dan sisi kredit sudah seimbang (balance). 

    5 # Jurnal Penyesuaian

    Jurnal penyesuaian dikerjakan jika ditemukan adanya kesalahan dalam pencatatan/penjurnalan dan posting atau dimaksudkan untuk memastikan pendapatan dan beban benar benar sudah dicatat dalam periode yang benar.

    6 # Neraca Saldo setelah Penyesuaian

    Tahap selanjutnya adalah gabungan dari neraca saldo serta jurnal penyesuaian yang secara umum disebut neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance).

    7 # Laporan Keuangan

    Setelah neraca saldo setelah penyesuaian tersusun, tahap berikutnya adalah menyiapkan laporan keuangan.

    Laporan keuangan perusahaan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang merupakan suatu ringkasan catatan atas transaksi keuangan.

    Penyajian laporan keuangan dimaksudkan untuk memberi informasi tentang posisi harta, utang, serta modal perusahaan.

    Biasanya laporan keuangan perusahaan meliputi:
    • Laporan laba rugi 
    • Laporan perubahan ekuitas 
    • Neraca. 
    Dalam tahapan ini, semua akun yang ada didalam neraca saldo setelah penyesuaian dipindahkan kedalam laporan keuangan menyesuaikan dengan jenis laporan keuangannya.

    Semisal untuk neraca, semua akun yang berkaitan dengan neraca ialah akun kelompok harta, kewajiban (utang) dan ekuitas (modal).

    Sedangkan pada laporan laba rugi berisikan rekening akun pendapatan dan beban.

    8 # Jurnal Penutup

    Tahapan selanjutnya adalah menyusun jurnal penutup atas akun yang terdapat pada laporan laba/rugi, yaitu akun pendapatan dan beban.

    9 # Neraca Saldo Setelah Penyusutan

    Berlanjut ke tahapan berikutnya yaitu neraca saldo setelah penutupan.

    Tidak berbeda seperti dalam tahapan neraca saldo setelah penyesuaian sebelumnya yaitu dengan menggabungkan neraca saldo dengan jurnal penutup.

    Dalam tahap ini akan terlihat dalam laporan laba atau rugi bersaldo 0 (nol).

    10 # Jurnal Pembalik

    Kemudian jurnal pembalik, tahap ini bersifat optional saja dan tidak harus dilakukan.

    Jurnal pembalik hanya diperuntukan untuk transaksi tertentu saja.

    Misalnya untuk transaksi pendapatan yang diterima dimuka, ketika penjurnalan langsung dicatat/dijurnal sebagai pendapatan ataupun biaya yang dibayar dimuka diakui sebagai biaya maka seperti ini perlu untuk dibuat jurnal pembalik.

    Pengertian dan Contoh Jurnal Pembalik

    Pengertian dan Contoh Jurnal Pembalik

    jurnal pembalik
    jurnal pembalik

    Jurnal Pembalik | Reversing Entry - dalam siklus akuntansi, setelah dilakukan penutupan buku besar serta membuat neraca saldo setelah penutupan, saat awal tahun pada periode akuntansi selanjutnya.

    Sebelum memulai pencatatan suatu transaksi pada periode akuntansi yang baru / tahun buku baru terkadang perusahaan butuh untuk menyesuaikan lagi rekening akun akun yang sudah dibuat jurnal penyesuaian.

    Dan ayat jurnal yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut adalah " Jurnal Pembalik ".

    Bisa kita artikan jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang disusun saat awal periode akuntansi yang baru untuk membalik akun jurnal penyesuaian tertentu.

    Tidak seluruh jurnal penyesuaian perlu di buatkan jurnal pembalik.

    Ayat jurnal ini dibutuhkan agar terhindar dari kesalahan pencatatan ketika awal periode akuntansi yang baru.

    Jurnal pembalik ini sifatnya opsional. Dilakukan jika dirasa perlu!

    Fungsi Jurnal Pembalik

    Adapun fungsi jurnal pembalik atau tujuan dibuat jurnal pembalik antara lain untuk :
    1. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama yang berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian.
    2. Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya. jurnal pembalik dapat memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya banyak.
    3. Meminimalisir kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti menghindari pengakuan biaya atau pendapatan yang double karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian. untuk transaksi yang akrual dan transaksi yang deferral tertentu.
    Dan sekali lagi perlu untuk diingat, jurnal pembalik BUKANLAH SUATU KEHARUSAN !

    Tergantung dari sistem pencatatan akuntansi yang ditetapkan perusahaan dalam pengakuan harta atau beban dan kewajiban atau pendapatan.

    Sekali perusahaan menetapkan penggunaan pendekatan pendapatan dan beban, maka perusahaan seharusnya tetap konsisten dalam penerapan-nya.

    Tidak berubah-ubah dan harus tetap dipertahankan.

    Penyusunan ayat jurnal pembalik berdasarkan pada jurnal penyesuaian.

    Tanda tanda suatu akun jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal pembalik adalah apabila suatu akun jurnal penyesuaian memunculkan akun riil yang baru atau belum terlihat di neraca saldo. 

    Beberapa akun jurnal penyesuaian yang membutuhkan jurnal pembalik :
      • Beban yang masih harus dibayar
      • Beban yang dibayar di muka (jika tercatat sebagai beban)
      • Pendapatan yang masih akan diterima
      • Pendapatan yang diterima di muka (jika tercatat sebagai pendapatan)
      • Pemakaian atas perlengkapan (bila tercatat sebagai beban).

      Contoh jurnal pembalik

      Contoh beberapa akun yang memerlukan jurnal pembalik.

      # 1. Beban yang masih harus di bayar

      Jurnal Penyesuaian Jurnal Pembalik
      Debit | Beban Sewa Rp100 Utang Sewa Rp100
      Kredit | Utang Sewa Rp100 Beban Sewa Rp100

      # 2. Beban yang dibayar di muka

      Jurnal Penyesuaian Jurnal Pembalik
      Debit | Asuransi dibayar dimuka Rp100 beban asuransi Rp100
      Kredit | beban asuransi Rp100 Asuransi dibayar dimuka Rp100

      # 3. Pendapatan yang masih akan diterima

      Jurnal Penyesuaian Jurnal Pembalik
      Debit | piutang bunga Rp100 pendapatan bunga Rp100
      kredit | pendapatan bunga Rp100 piutang bunga Rp100

      # 4. Pendapatan Diterima di muka (jika tercatat sebagai pendapatan)

      Jurnal Penyesuaian Jurnal Pembalik
      Debit | pendapatan sewa Rp100 sewa diterima dimuka Rp100
      kredit | sewa diterima dimuka Rp100 pendapatan sewa Rp100

      # 5. Pemakaian Perlengkapan (bila tercatat sebagai beban)

      Jurnal Penyesuaian Jurnal Pembalik
      Debit | perlengkapan Rp100 beban perlengkapan Rp100
      kredit | beban perlengkapan Rp100 perlengkapan Rp100